Majalah KOREA edisi November 2011 sudah kuterima beberapa waktu yang lalu. Ada beberapa artikel yang menarik perhatianku, salah satunya adalah artikel yang cenderung selalu kubaca pada setiap edisi, yaitu artikel ‘My Korea‘ yang selalu menyajikan tulisan-tulisan yang merupakan catatan pribadi orang asing yang tinggal di Korea. Artikel My Korea pada setiap edisi memuat pengalaman yang berbeda-beda dari orang asing tersebut terhadap kebudayaan Korea.
Pada edisi November ini, judul dari artikel My Korea adalah The Heart of A Hanok. David Kilburn, seorang jurnalis Inggris memilih tinggal di Korea dan mendiami sebuah ‘hanok’ sejak tahun 1988. Hanok adalah sebutan untuk rumah tradisional Korea (sumber). Kilburn sangat menikmati tinggal di hanok.
Gambar dari sini.
Bagi Sahabat yang sering/pernah menyaksikan drama Korea, terutama drama sejarah, pasti sering melihat hanok. Bahan-bahan alami yang digunakan untuk membangun rumah, menjadikan hanok ini sebagai bangunan yang ramah lingkungan. Korea sangat bangga akan warisan leluhur ini, karena banyak kelebihan yang dimiliki hanok. Leluhur mereka telah menciptakan bangunan yang dapat menjadi tempat perlindungan bagi penghuninya dari kondisi cuaca yang merugikan.
Salah satu kelebihan hanok yang kukagumi adalah adanya ‘ondol’. Ondol adalah suatu sistem penghangat ruangan tradisional Korea yang menghangatkan batu besar di bawah lantai rumah. Selama musim dingin, lantai rumah akan tetap hangat dengan adanya ondol. Kegiatan menyalakan api untuk memanaskan ondol, pernah beberapa kali kulihat dalam drama Korea.
Gambar dari sini.
Kelebihan lain dari hanok adalah adanya ruangan yang besar, menjadikan rumah dialiri udara sejuk. Saat musim panas tiba, akan sangat menyenangkan untuk berbaring-baring di lantai kayu.
Ajaran Confusius juga diterapkan pada penggunaan ruangan, yaitu mengenai pemisahan antara laki-laki dan perempuan. Kilburn menuliskan bahwa secara tradisional, hanok terdiri dari dua bagian, yaitu kediaman laki-laki (sarangchae) dan kediaman perempuan (anchae). Pada rumah yang lebih besar bahkan bagian tersebut dipisahkan oleh tembok dan memiliki gerbang tersendiri. Mungkin sekarang pemisahan fungsi ruangan seperti ini sudah jarang digunakan di kehidupan modern Korea, namun Kilburn tetap menikmati tinggal di rumah yang ruangannya terpisah-pisah tersebut.
Kilburn beristrikan wanita Korea. Ibu mertuanya juga turut tinggal di rumah mereka, sehingga Kilburn memiliki banyak pengalaman tentang kehidupan di Korea secara tradisional. Ibu mertuanya membuat sendiri kimchi, kecap asin dan pasta cabe khas Korea. Kilburn juga mengikuti arahan mertuanya mengenai tanaman apa yang cocok untuk ditanam di halaman rumah mereka.
Rumah tradisional yang dimiliki Kilburn ini membuat sahabatnya dari berbagai negara tertarik untuk datang berkunjung dan mereka sangat menikmatinya. Anak-anak dapat bermain dengan leluasa, terutama bermain sembunyi-sembunyian karena banyak kolong sebagai tempat bersembunyi. 😀
Jika Korea begitu bangga akan warisan leluhur mereka berupa hanok yang memiliki arsitektur indah dan fungsional, seperti adanya ondol, menurutku kitapun sebagai bangsa Indonesia bisa bangga akan warisan tradisional yang kita miliki. Hanok sangat sesuai dibangun di semenanjung Korea yang memiliki 4 musim. Di negara kita yang memiliki beragam budaya, kita memiliki rumah tradisional yang lebih beragam dan sesuai dengan daerah masing-masing. Contohnya, kita bisa bangga dengan rumah adat Jawa atau rumah adat Minangkabau yang memiliki arsitektur tak kalah indah. Allah Ta’ala menciptakan kepandaian yang berbeda-beda pada setiap bangsa/suku, sesuai dengan tempat mereka hidup. 🙂
____________________________
Bagi Sahabat yang sudah berlangganan majalah KOREA, apakah Sahabat menerima kiriman majalah ini secara rutin? Dan bagi Sahabat yang belum berlangganan dan ingin dikirimi majalah KOREA gratis setiap bulannya, silakan daftar di korea.net.
ih aku juga mau deh tinggal di hanok tuh 😀 kayaknya eksotis gimana gitu 😀 tapi dalemnya diubah jadi modern gitu maksudnya ada alat elektroniknya hhehhe
___________________
Kaka Akin: Keknya sejuk banget kalo tinggal di hanok ya, Tiara 😀
Orang Korea itu memegang tradisi sekaligus modern juga. Tentu saja teknologi gak ketinggalan bagi mereka. Hanya saja mereka tak suka rumah yang terlalu banyak perabot, semua minimalis 🙂
kayanya taun depan kakaAkin bakal liburan ke Korea nyobain Hanok… 😀
___________________
Kaka Akin: Haha… Aamiinn… 😉
dalam hanok juga ada pemisahan antara laki-laki dan perempuan, Kak? wah seperti apa ya itu?
Hanok mirip sama rumah tradisionalnya Jepang ya Mbak,… ya mereka serumpun mgkn ya jd mirip,, hehehe… jadi penasaran di rumah tradisional Jepang ada Ondolnya juga nggak ya…?
___________________
Kaka Akin: Kalo rumahnya besar, kamar laki-laki dan perempuan malah beda bangunan, Mbak :
Hmm.. keknya rumah tradisional Jepang gak ada ondolnya deh, soale Si Korea bangga banget dengan rumah tradisional mereka ini 🙂
Wah thanks mbak linknya…
___________________
Kaka Akin: Semoga sukses subscribe-nya ya… 😀
Artikel yang bisa menambah wawasan pembaca yang belum pernah ke Korea. Keren banget ya Hanok trus ada pula istilah Ondol. Keren juga kupasannya.
___________________
Kaka Akin: Ondol menghangatkan dikala musim dingin 🙂
waaah,, Hanoknya keren, dan emang kesannya begitu luas dan tenang
___________________
Kaka Akin: Kalo orang kaya, hanoknya luas2 🙂
benar ya Kin, bentuk yang unik dimasing2 daerah/negara disesuaikan dengan alamnya..
___________________
Kaka Akin: Iya, Bundo. Ondol keknya gak dibutuhin di negara kita 😀
kak, di Indonesia masih banyak rumah2 tradisional. cuma rumah2 tradisional itu di gusur karena kebutuhan kemajuan jaman.
contohnya rumah nenekku di Lampung, rumah adat Lampung, rumah kayu besar, terbuat dari papan2 yang kuat. umurnya sudah puluhan tahun dari nenek kakek saya kecil. memang sih ada pemugaran sedikit demi sedikit supaya rumah itu tetep kuat.
dan sekarang rumah nenek saya mau gak mau harus di gusur untuk pelebaran jalan (rumahnya di pinggir jln raya). walaupun diganti rugi, tp rasanya sayang bgt.
gak ada lagi ciri khas yg membanggakan. rumah kayu, lantai papan, ruangan besar..hiks
___________________
Kaka Akin: Sayang banget ya, Mel. Rumah aslinya sudah gak ada lagi…
harusnya ganti “untung” jangan ganti rugi..
di Bandung rumah2 kuno sangat dijaga keaslinannya oleh pemerintah setempat.
Sepertinya pemerintah di daerah Melly kudu belajar ke Bandung deh..
jadi inget rumah adat Karo yang terbengkalai tak terurus,
ditindas maraknya bangunan rumah modern ..
padahal kalau gempa yaaaa rumah tradisional itu jauh lebih aman menurut pandangan maa saya
majalah korea gratis? mau dong *meluncur ke tekape*
___________________
Kaka Akin: Haha… hayuk, segera berlangganan majalah Korea 😀
Kak, gimana caranya biar dapet majalah bulanan korea?
daftar dulu? atau? kasih tau dong..bahasa inggrisku jelek nih 😀
___________________
Kaka Akin: Semoga berhasil berlangganan majalah Korea ya, Mel 🙂
wah keren banget ya ada penghangatnya itu….
___________________
Kaka Akin: kadang penghangat yang lebih modern berupa pipa berisi air panas yang dialirkan ke beberapa ruangan di rumah 🙂
eyalaahh,, apa itu ondol??
kalau saya, taunya Ondol itu makanan tradisional yang terbuat dari singkong kak.. 😀
Trimakasih kak, ahirnya bisa tau ada makna lain dari kata Ondol.. 😀 😀
___________________
Kaka Akin: Haha… Ondol bukan ongol-ongol ya… 😀
berkunjung sob..salam blogger
sukses selalu yah..:)
___________________
Kaka Akin: Makasih ya…
Setuju sama paragraf terakhir. Harus bangga sama rumah tradisional bangsa sendiri. Jadi pengen bikin rumah joglo, soalnya biasanya adeeeeem…
___________________
Kaka Akin: Hehe… kita punya kebanggaan tersendiri 🙂
Rumahnya terbilang erat dengan kehidupan alam semesta.
sekalian tukaran link
Salam kenal 🙂
ditunggu kunjungannya
Salam Persahabatan.
disave.wp.com
___________________
Kaka Akin: Yup, bener banget 🙂
Kalau daftar dan di kirimin rutin tiap bulan, apa bia saku membacanya ya mbak 😕 maklum saja bahasa ibu saya saja aku masih belum tahu dengan detail 😆
Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
___________________
Kaka Akin: Hahaha… yang penting punya dulu lah, Pak Sugeng. Supaya tampak keren gitu
wah kalo gitu aku jadi pengen punya istri orang Korea juga 😀
___________________
Kaka Akin: Hehe… ntar kalo minta dana buat operasi plastik, gimana dong? 😀
Hanok dalam bahasa minang, maksudnya diam, tanpa suara Kin 😀
biaya untuk buat rumah ala rumah adatnya yang gak ada 😉
___________________
Kaka Akin: Sepertinya memang tak mudah membuat rumah adat yang besar ya. Mesti menggunakan material dan arsitektur terbaik
wah .. aku belum pernah nonton drama korea, nggak ada di sini sih
jd inget dulu pernah memberi les privat anaknya org korea
btw, bangunan rumah adat di tanah air memang byk sekali ya, kita memang hrs bangga, di kampungku juga ada rumah adat yg amat sangat cantik menurutku krn banyak ukirannya
___________________
Kaka Akin: Nonton drama Korea di internet aja, Mbak 😀
Rumah tradisional di negara kita juga banyak yang bagus2 🙂
hanya ingin mengikuti postingan agan .
postingan yang menarik
nice gan .
sempatkan mampir ke website kami
http://www.hajarabis.com
nyamannya jika bisa tinggal disitu
___________________
Kaka Akin: Tergoda banget melihat lantai kayu yang licin itu 😀
kalo di puncak jd bungalow tuh. enak kayaknya main petak umpet di sana…. . kapan yaa.. hihi.
Ikut demam korea juga ka.
___________________
Kaka Akin: Haha… banyak kolong buat sembunyi ya… 😀
Bagaimana kalau kita bikin rumah yang seperti itu saja Kak? haha..
___________________
Kaka Akin: Modalnya gak kuku, Mas. Haha…
Di kampung saya ada rumah gadang dan saya juga bangga padanya 🙂
saleum,
Saya juga bangga dengan Rumoh Atjeh warisan para leluhur dulu. hehehe….
saleum dmilano
Boleh dicoba tuh Kaka..
Oiya, laforrhhh PRnya udah kelar dikerjain… 😀
http://zoothera.wordpress.com/2011/11/25/kebagian-juga-menyoal-sebelas-sebelasan/
Nah, ini dia, beda banget ya ternyata, rumah tradisional Jepang dan Korsel… 😳
sepakat dan sependapat dengan penutup postingan …Allah Ta’ala menciptakan kepandaian yang berbeda-beda pada setiap bangsa/suku, sesuai dengan tempat mereka hidup.
membayangkan saat pagi suasana begitu sejuk dingin, kelekaran di dalam rumah sambil pintu dibuka terus ingin tidur lagi 🙂
kayaknya nyaman deh ya tinggal di hanok.
ada gak sih di Indonesia ? 😆
wah…yang berbau korea saya juga suka nih 🙂
baru tahu Hanok, kayak nama anak perempuan di Jawa…eh Denok denk 😳
wah kalau yang gratis-gratis seperti ini langsung nimbrung 🙂
hehehe… setuju dengan bikinhoki, soalnya kalo gratisan itu emang menyenagkan
salam kenal dari endi piran, ayo dukung persamaan hak bagi penyandang disabilitas dan bagaimana tanggapan try2bcoolnsmart terhadap penyandang disabilitas di tunggu kunjungan baliknya ya……
Iya sering lihat di film , namanya Hanok ya
Kalau di sekitar Samarinda masih ada Lamin nggak Kin, cerita dong
emaaak… jadi pengen ke korea nih, liat langsung bentuk aselinya. yaa memang jaman dulu dan di beberapa kebudayaan memang dalam bikin sesuatu itu ada itungan, pertimbangan, dan sebagainya..
sama kayak fengshui di china gitu yah?
Saya baru denger…he..he,,**katr0**…saya taunya di indonesia RUMAH GADANG…haa…haa,,,ha,,
dear
gw suka budaya kirea dan suka dengan sejarah yang dibalut sebagai drama seperti jewel in the palace, etc…. dan gw baru tahu bahwa rumah tradisonal ini bernama hanok,……. gw suka model rumah ini yang sepertinya sangat hangat…………..
regards.
… Ayah Double Zee …
Rumahnya bagus-bagus juga modelnya unik sobat
Saya juga suka efek ondol itu… sepertnya nyaman menikmati udara hangat di dalam rumah di kala cuaca dingin 😀
nice info
mampir balik yakk