Pernahkah Sahabat jalan-jalan ke kampung nelayan? Aroma apa yang tercium oleh hidung Sahabat? Continue reading
Ikan asin
Mendaur Ulang Makanan
Indonesia memiliki wilayah yang luas dan kaya akan ragam budaya, suku dan juga makanan. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar, telah terjadi pencampuran budaya atau kebiasaan di berbagai daerah. Suku-suku yang tinggal menyebar keluar dari daerahnya membawa serta kebiasaan mereka sebelumnya ke daerah mereka yang baru. Karena berada dalam suatu wilayah negara Republik Indonesia, dimana penduduknya sudah cenderung tercampur rata di berbagai daerah, maka penduduk Indonesia cenderung memiliki kebiasaan yang sama. Salah satu contohnya adalah mendaur ulang makanan. Continue reading
Hari Ibu : Selalu Ada Harapan
Harga bahan bakar yang melambung, terkadang ketersediannya juga tidak menentu, membuat nelayan berpikir berulang kali untuk tetap menekuni pekerjaan sebagai nelayan. Namun akan selalu ada harapan. Bahkan bagi para nelayan yang kini dianggap penuh dengan ketidakpastian. Allah telah menyediakan rizki bagi setiap hambanya. Continue reading
Nasi Jagung
Awalnya nasi jagung hanya pernah kudengar lewat lagu. Entah apa judulnya, yang ada syairnya “…hidup di bui…makan nasi jagung…”. Aku juga tidak tahu syair lengkapnya.
Beberapa bulan lalu seorang rekan kerjaku membawa sebungkus nasi jagung untuk sarapannya di puskesmas. Aku mencoba mencicipi beras yang dimasak bersama jagung itu. Seret banget! Itulah sensasi awal yang kurasakan. Kemudian rekanku menjelaskan agar memakannya bersama pelengkapnya, termasuk kuah yang ada. Ternyata makanan tradisional yang satu ini enak juga! 😀 Continue reading
Jalan-jalan ke Daerah Pesisir
Pekan lalu aku, ibuku, kakaku dan keluarganya berkunjung ke rumah famili yang ada di Samboja, Kab. Kutai Kartanegara. Dari Samarinda ke Samboja dapat melewati jalan yang menuju Balikpapan, atau alternatif lain yaitu melewati Sanga-sanga. Kami menempuh jalan melalui Sanga-sanga karena terhitung lebih cepat dibanding pilihan pertama. Continue reading
Berburu Ikan Asin di Pasar Segiri
Tadi sore aku diajak ibuku menemani beliau membeli ikan asin yang rencananya akan dikirimkan untuk saudara nenek yang tinggal di Mekkah. Tentu saja ngirimnya nggak lewat pos, tapi dititipin ke tante yang mau berangkat haji beberapa hari lagi. So, tujuan kami adalah Pasar Segiri yang merupakan pasar induk di Samarinda. Posisi pasar ikan asinnya sendiri ada di bagian belakang Pasar Segiri. Jreengng…
Begitu masuk wilayah ikan asin ini, bau semerbak telah menyambut… khas banget 🙂 . Sejauh mata memandang (nggak jauh-jauh amat sih…) yang tampak adalah tumpukan ikan asin yang menggunung disana sini. Namanya juga pasar induk, di Pasar Segiri ini menjadi pusat distribusi ikan asin untuk wilayah Kaltim. Ini menurut salah satu penjual ikan asin yang kutanya-tanyain loh.
Kata bapak ini (hadoh, lupa nanya namanya siapa…) ikan asin yang ada di pasar ini didatangkan dari berbagai daerah di Kaltim seperti Bontang, Balikpapan dll. Bahkan ada juga yang didatangkan dari Sulawesi. Kemudian kutanyakan, akan dikemanain ikan sebanyak ini…(emangnya bakalan habis???). Trus kata bapak ini, ternyata ikan-ikan yang ada di sini juga disebarkan alias menyuplai daerah-daerah lain di Kaltim, misalnya dikirim ke perusahaan kayu, tambang batubara dll. Bukan untuk diolah di pabrik… tapi untuk makanan karyawannya dong… . Selain itu ikan asin ini juga ada yang dikirim ke Sulawesi…heh?? kunjungan balasan ya… Oo…mungkin jenis ikan asin yang tidak ada disana dikirim dari sini. Dan katanya lagi, baru saja bapak ini mengirim udang rebon ke Jawa sekitar 1,5 ton. Deu… sekilo aja udah bau, apalagi 1 ton…mmph… 🙂
Ini nih beberapa koleksi yang kulihat dipajang di pasar ikan asin ini… Continue reading