Tugu

Di depan Masjid Raya Darussalam Samarinda berdiri tegak sebuah tugu. Tugu yang berada di median jalan ini sudah sejak  lama dibuatnya. Seingatku, sejak aku masih kecil dan sering diajak ibu berbelanja ke Pasar Pagi yang terletak di samping masjid, tugu itu sudah ada. Berarti, usianya sudah lebih dari 20 tahun.

Umumnya bangunan semacam tugu diberi nama, seperti beberapa tugu terkenal di Kota Jakarta. Untuk tugu yang ini, aku tidak tahu namanya. Entah apakah memang tidak memiliki nama, atau bahkan mungkin warga Samarinda tidak menyadari kehadiran tugu ini.

Tugu ini sering kali kuperhatikan karena ada jam diatasnya. Terdapat empat buah jam yang terletak pada setiap sisi puncak tugu tersebut. Setiap jam diameternya cukup besar dibanding jam rumahan, agar dapat dilihat dari jarak yang agak jauh.

Meskipun ada arloji yang melingkar di tangan, namun rasanya lebih memudahkan bila kita melihat langsung ke arah jam yang terpasang di tempat-tempat umum, bila kita kebetulan lewat di sekitar situ.

Sayangnya, sudah cukup lama jarum jam pada tugu itu tidak bergerak lagi. Posisi jarum pendeknya mengarah ke angka 10 dan jarum panjangnya ke angka 2, persis posisi jarum jam yang terdapat di iklan-iklan jam yang sering kita lihat di berbagai media.

Pertanyaan yang mengganjal di hatiku, apakah tidak ada yang berkeinginan memasang/mengganti baterai pada jam tersebut? Sebenarnya ini tugas siapa ya? Apakah pihak Kantor Pertamanan Kota?

31 thoughts on “Tugu

  1. Wach kalau jamnya hidup pasti si Tugu lebih cantik lagi.
    Maaf Ka, aku kurang fahanm itu tugas siapa? Tapi sepertinya memang benar itu tugasnya Dinas pertamanan kota, yang jelas bukan tugas ku lho, aku kan jauh di Palembang, heheeee…

  2. Dikota kecil, tempat saya dilahirkan juga ada tugu nya, tapi tanpa jam di atasnya. Dan mungkin karena hanya satu-satu nya tugu di kotaku, menjadi tanda jika kita mau naik becak.

    “Pak, ke Tugu ya,” kata ibu-ibu yang mau naik becak.

    Kalau di Jakarta, karena banyak tugu, juga patung lainnya, jadi diberi nama untuk memudahkan.

  3. Dan saya juga pernah melihat tugu serupa di tempat lain …

    dan ajaibnya … antara satu sisi dengan sisi yang lain … jam nya beda-beda …
    and yes indeed semuanya mati …

    Semoga yang berkompeten segera memperbaiki

    salam saya kak

  4. di Bukittinggi ada Jam Gadang yang digerakkan oleh mesin manual dan besar ukurannya. Sepanjang yang aku tau, pemeliharaan seperti itu bagian dari tugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)

  5. Memang miris melihat Jam Kota kalo tidak di rawat keberadaannya, sebenarnya sangat bermanfaat sekali tuh jam kota apabila orang yang tidak memiliki jam tangan atau tidak sempat melihat di hape, jadi bisa langsung melihat ke jam kota tersebut. Mudah-mudahan ada yang sadar dengan keberadaan, jika sudah ada yang sadar pasti juga akan ada yang merawatnya… 🙂

  6. aiih sayang kalo nggak ada yang ngerawat termasuk ganti baterai yah.. padahal jam seperti itu selain jadii icon juga bisa jadi penunjuk waktu.

    hmm.. mungkin dinas pertamanan lebih berhak kali kak?

    Happy New Year 2012.
    Moga tahun ini membawa kesuksesan dan kebahagiaan

  7. sayangnya ga terawat ya mbak tugunya…
    semoga pemda samarinda lebih resepk…
    daripada cm buat banner iklan gede di depan balaikota…
    🙂

  8. jamnya pakai listrik atau baterai?

    tugu biasanya adalah landmark suatu daerah, dan landmark biasanya suatu kebanggaan daerah tersebut

    kalau tak diurus artinya tugu tersebut bukan suatu kebanggaan

  9. sayang ya…. tugu tersebut belum terawat secara maksimal, jam nya pun mati, padahal jadi tempat bernostalgia mengenang masa lalu,

    terima kasih kunjungannya di islamnisti

  10. Heee sama mbak…di kampung saya ada namanya SIMPANG LONCENG di sana aja jam 4 set, tapi sayang jarum jamnya tidak bergerak selama 2 bulan, setelah masuk ke situs pemerintah saya sampaikan baru hidup kembali, saya yakin…kalau di link ke situs pemerintahnya jamnya hidup kembali mbak…

Leave a reply to edratna Cancel reply