Di depan Masjid Raya Darussalam Samarinda berdiri tegak sebuah tugu. Tugu yang berada di median jalan ini sudah sejak lama dibuatnya. Seingatku, sejak aku masih kecil dan sering diajak ibu berbelanja ke Pasar Pagi yang terletak di samping masjid, tugu itu sudah ada. Berarti, usianya sudah lebih dari 20 tahun.
Umumnya bangunan semacam tugu diberi nama, seperti beberapa tugu terkenal di Kota Jakarta. Untuk tugu yang ini, aku tidak tahu namanya. Entah apakah memang tidak memiliki nama, atau bahkan mungkin warga Samarinda tidak menyadari kehadiran tugu ini.
Tugu ini sering kali kuperhatikan karena ada jam diatasnya. Terdapat empat buah jam yang terletak pada setiap sisi puncak tugu tersebut. Setiap jam diameternya cukup besar dibanding jam rumahan, agar dapat dilihat dari jarak yang agak jauh.
Meskipun ada arloji yang melingkar di tangan, namun rasanya lebih memudahkan bila kita melihat langsung ke arah jam yang terpasang di tempat-tempat umum, bila kita kebetulan lewat di sekitar situ.
Sayangnya, sudah cukup lama jarum jam pada tugu itu tidak bergerak lagi. Posisi jarum pendeknya mengarah ke angka 10 dan jarum panjangnya ke angka 2, persis posisi jarum jam yang terdapat di iklan-iklan jam yang sering kita lihat di berbagai media.
Pertanyaan yang mengganjal di hatiku, apakah tidak ada yang berkeinginan memasang/mengganti baterai pada jam tersebut? Sebenarnya ini tugas siapa ya? Apakah pihak Kantor Pertamanan Kota?
kayak BigBen Clock kah?
di batam pun ada teh, simpang dekat rumah, dan keadaannya sama jam nya ga idup lagi
jamnya kini beralih fungsi menjadi hiasan aja yaa.. coba cari tau ke bagian tata letak kota aja, semoga jam itu bisa kembali menjalankan fungsinya ya 🙂
Wach kalau jamnya hidup pasti si Tugu lebih cantik lagi.
Maaf Ka, aku kurang fahanm itu tugas siapa? Tapi sepertinya memang benar itu tugasnya Dinas pertamanan kota, yang jelas bukan tugas ku lho, aku kan jauh di Palembang, heheeee…
Dikota kecil, tempat saya dilahirkan juga ada tugu nya, tapi tanpa jam di atasnya. Dan mungkin karena hanya satu-satu nya tugu di kotaku, menjadi tanda jika kita mau naik becak.
“Pak, ke Tugu ya,” kata ibu-ibu yang mau naik becak.
Kalau di Jakarta, karena banyak tugu, juga patung lainnya, jadi diberi nama untuk memudahkan.
tugu jadi saksi bisu betapa tidak pedulinya pemerintah kepada sesuatu yang paling sederhana…. begitulah realitanya…. semua pada gigit jari melihat tugu tanpa ada yang tergerak untuk mengaktifkn jamnya… 🙂 jangan lupa baca info istimewa buat sobat berikut Rahasia Dapat Pulsa Gratis Klik Disini
Dan saya juga pernah melihat tugu serupa di tempat lain …
dan ajaibnya … antara satu sisi dengan sisi yang lain … jam nya beda-beda …
and yes indeed semuanya mati …
Semoga yang berkompeten segera memperbaiki
salam saya kak
selamat tahun baru ya kak akin
Gimana kalau Kaka Akin aj yg ganti baterainya…
di Bukittinggi ada Jam Gadang yang digerakkan oleh mesin manual dan besar ukurannya. Sepanjang yang aku tau, pemeliharaan seperti itu bagian dari tugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP)
klo dicat ulang tugunya cantik tuh Kin,
itu semacam little jam gadang, xixi
klo di bukik ada di tiap batas kota.
d jogja jg ada tugu sist, heheh, 😀
nice blog,
Info Tempat Wisata Dan Tips Traveling
tidak hanya batrai mungkin, perawatan tugu agar lebih enak dipandang juga perlu diperhatikan
just opinion 🙂
sama kasusnya dengan dikota bpp, banyak lagi….ga terurus….
mengingatkanku pada tugu pelajar di dekat sekolahku dulu, tempat nongkrong sejenak sebelum pulang terutama saat-saat setelah semesteran
Memang miris melihat Jam Kota kalo tidak di rawat keberadaannya, sebenarnya sangat bermanfaat sekali tuh jam kota apabila orang yang tidak memiliki jam tangan atau tidak sempat melihat di hape, jadi bisa langsung melihat ke jam kota tersebut. Mudah-mudahan ada yang sadar dengan keberadaan, jika sudah ada yang sadar pasti juga akan ada yang merawatnya… 🙂
Kayak ngejaman gitu di Jogja.
Bukan tugasku yang jelas, ihihihi~
aiih sayang kalo nggak ada yang ngerawat termasuk ganti baterai yah.. padahal jam seperti itu selain jadii icon juga bisa jadi penunjuk waktu.
hmm.. mungkin dinas pertamanan lebih berhak kali kak?
Happy New Year 2012.
Moga tahun ini membawa kesuksesan dan kebahagiaan
Sama di kotaku juga gitu, kok rata-rata pada setiap kota ada yang bermasalah kayak gitu ya?
sayangnya ga terawat ya mbak tugunya…
semoga pemda samarinda lebih resepk…
daripada cm buat banner iklan gede di depan balaikota…
🙂
sama kayak di tempatku, di kota sampang juga ada , cuman jamnya kecil,
Kasihan tugunya
dekil..gak keurus
tugunya rusak ya Tante?
badannya juga kotor
mungkin gak pernah mandi ya
jamnya pakai listrik atau baterai?
tugu biasanya adalah landmark suatu daerah, dan landmark biasanya suatu kebanggaan daerah tersebut
kalau tak diurus artinya tugu tersebut bukan suatu kebanggaan
sayang ya…. tugu tersebut belum terawat secara maksimal, jam nya pun mati, padahal jadi tempat bernostalgia mengenang masa lalu,
terima kasih kunjungannya di islamnisti
Ya gitu deh. Cuma jadi penghias aja tanpa diperhatikan lagi fungsi dan kegunaannya. Sedihnya 😦
Heee sama mbak…di kampung saya ada namanya SIMPANG LONCENG di sana aja jam 4 set, tapi sayang jarum jamnya tidak bergerak selama 2 bulan, setelah masuk ke situs pemerintah saya sampaikan baru hidup kembali, saya yakin…kalau di link ke situs pemerintahnya jamnya hidup kembali mbak…
jamnya sudah lama berputar sehingga capek dan malas lagi berputar karena tidak diurus
warnanya kusam dan tidak terawat
sayang sekali …
melihat tugu ini saya jadi ingat dengan jam gadang di payakumbuh, sumatera barat… 😀
Hihihihi.. Rasa2 ngk pernah liat mb.. Ngk perhatiiin..