Tour de Psychiatric Hospital

Pagi ini aku dan ibuku ‘jalan-jalan’ ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Samarinda yang sekarang berganti nama menjadi RS Atma Husada Mahakam. Kami kesana dalam rangka mencari informasi tentang klinik rehabilitasi untuk para pecandu narkoba. Loh, emangnya siapa yang nyandu???

Begini ceritanya… 🙂

Mungkin Sahabat pernah baca postinganku yang ini dan ini. Adek sepupuku itu ternyata bukannya bertambah baik, malah bertambah parah. Kini malahan ibuku sangat sering kehilangan uang, selain dari tas/dompet, juga dari warung sembako ibuku. Saat memeriksa kamarnya, ibuku berulang kali menemukan beraneka obat-obatan dan beberapa tube lem 😯 FYI, aku nggak tinggal serumah dengan ibuku. Yang tinggal dengan ibuku adalah salah seorang tanteku dan dua orang anaknya, salah satunya sepupuku yang bermasalah itu. Dia baru tinggal di rumah ibuku sejak ia baru masuk madrasah aliyah, ± 4 tahun yang lalu. Sebelumnya ia tinggal bersama ayahnya di daerah lain karena perceraian kedua orang tuanya.

Sebelumnya pergaulan sepupuku itu memang sudah negatif. Keluargaku memintanya untuk pindah ke Samarinda dengan harapan ia bisa menjadi ‘seseorang’. Dan sayangnya, ada hal yang tidak kami pertimbangkan, yaitu bahwa lingkungan di sekitar rumah ibuku bukanlah lingkungan yang aman bagi pemuda rentan seperti dia. Yah… kuakui, meskipun sebuah masjid besar bersejarah berdiri tegak di lingkunganku, namun kemegahannya tidak serta merta membuat warga sekitar menjadi sangat agamis. Sudah sejak aku kecil, yang kulihat sepertinya kehidupan beragama menjadi milik orang-orang tertentu saja, sedangkan beberapa bapak sibuk judi hampir tiap malam. Apalagi remaja/pemudanya, sibuk ngembat pil setan dan mabok. Sebenarnya ada juga remaja yang ikutan jadi remaja masjid , namun hanya segelintir 😦

Beberapa waktu yang lalu keluargaku berembug dan kami memutuskan untuk menyembuhkan sepupuku itu. Pergaulannya dengan remaja sekitar yang bertambah parah, terlebih lagi dia sering membuat onar saat mabuk, dan interaksinya dengan anggota keluarga yang sangat kurang, membuat hati kami semakin terluka dan sedih. Pengetahuan kami tentang ketergantungan obat-obatan sangat minim, sehingga kami berikhtiar tuk mencari bantuan.

-oOo-

Saat memasuki halaman RSJ, ingatanku kembali ke masa-masa aku dulu praktek disini. Banyak orang-orang yang berambut ABCD (abri bukan cepak doang) tampak berjalan atau duduk di teras.

Yang ini UGD RSJ-nya. Nah, setting postinganku yang ini ada di dalam ruangan itu… :mrgreen: Sahabat lihat ‘kan, ada beberapa pria duduk di teras UGD sambil berbicara seru. Aku sih nggak pengen tau apa yang sedang mereka bahas :mrgreen:

Yang ini untuk rehabilitasi ketergantungan napza. Gedungnya terpisah dari tempat perawatan bagi orang yang mengalami gangguan jiwa (schyzofren). Setelah kutanya petugas di bagian ini, ternyata aku dan ibuku diarahkan untuk meminta informasi yang jelas termasuk masalah biaya, di bagian poliklinik.

Ini ibuku sedang ngobrol dengan salah seorang petugas di poliklinik RSJ, yang merupakan tetangga kami 🙂 Kami diberi penjelasan bahwa : Orang yang ketergantungan memang ingin direhabilitasi, kemudian dia dibawa ke poliklinik untuk menjalani serangkaian pemeriksaan. Setelah itu diputuskan oleh dokter terapi apa yang tepat, atau perlu dirawat intensif di RSJ atau tidak. Untuk masalah biaya, ternyata perlu banyak juga, mengingat kedatangan ke RSJ tidak cukup sekali. Tetanggaku itu memberi solusi agar ibuku mengurus SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) agar dapat berobat dengan biaya yang minimal. Aku setuju saja, karena tanteku yang janda itu tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk membiayai putranya.

Aku, ibuku dan tetanggaku itu juga membahas persoalan kampung kami. Betapa parahnya peredaran narkoba di sekitaran rumah ibuku, bahkan tetanggaku itu juga menyebutkan nama warga yang dianggap sebagai pengedar. Salah satu kalimatnya yang kuingat adalah “Susah juga kampung kita itu… mau lapor polisi, polisinya juga sama aja… pemakai juga…” Astagfirullah… Namun kuyakin, hanya oknum aparat yang berperilaku demikian 😦

Hmm… setelah mendapatkan cukup informasi, aku dan ibukupun meninggalkan RSJ. Kami berbincang-bincang menuju suatu kesimpulan bahwa permasalahan yang menimpa keluarga kami ini harus kami ikhlaskan, dan harus kami anggap sebagai ujian dari Allah Ta’ala karena Allah Ta’ala mencintai kami dan ingin mengangkat derajad kami. Semoga diberikan kekuatan untuk menghadapinya… Dan semoga nanti sepupuku mau menjalani rehabilitasi…

-oOo-

Semoga Sahabat dan anggota keluarga, selalu sehat wal afiat dan tak ada yang mengalami permasalahan seperti yang kami alami… Dan insya Allah, kami juga akan mencoba menerapkan sistem pengobatan yang aku dapatkan dari rumahsehatafiat (syukron atas ilmunya ya… ) mengenai cara mengatasi masalah narkoba.

91 thoughts on “Tour de Psychiatric Hospital

  1. semoga sepupunya cepat disembuhkan dan diberikan jalan yang baik… ternyata di RSJ ada bagian tentang obat-obatan seperti itu ya? saya pikir buat ngobatin orang gila aja…. ternyata bisa rehab juga…

    • Amiin…
      Kebetulan di Samarinda tempatnya ya di RSJ itu, namun di kota lain ada juga yang khusus ya, RSKO (rumah sakit ketergantungan obat)

  2. Ini memang tidak mudah, aku pribadi pernah melakukan pendampingan pecandu narkoba , walau sudah pernah di rehabilitasi namun Masya Allah sangat sulit. walau masih ada harapan. Memang yang terpenting adalah pisahkan dengan lingkungannya. Namun itupun bagi pecandu lingkungan tersebut bisa di temukan bagi sang pecandu. kadang kita merasa lelah , merasa sia-sia .Namun berusaha terus. Walaupun di rehabilitasi , mungkin hati2 jangan sampe kabur. kadang sang pecandu banyak yang kabur . Jangan percaya sama sang pecandu .kadang dia bilang mau pergi sebentar.namun dia kembali kekomunitasnya. (cape dah). Tips rumah sehat afiat bisa dipake . Semoga ada perubahan. Amien

    • Memang susah banget, Mas…
      Kata salah seorang petugas di RSJ kmaren, ada diantara pasien yang pergi ke warung tuk beli obat ‘paramex’ dan diminum sampe brapa biji gitu 😦

  3. salut atas usaha akin dan ibu.. kita memang harus ikhtiar sampai manapun, krn memang adek sepupu butuh uluran tangan kita. Semoga Allah beri kekuatan untuk semua ya Kin. Amin.

  4. yang terpenting tetap istiqomah untuk tetap membantu penyembuhan. Kalau mendengar pengakuan anggota grup band Slank yang pernah terjerumus, kuncinya hanya ada di diri masing2….lingkungan hanya bisa membantu..tapi tidak menghentikannya

    • Kata petugas di RSJ, bila kecanduannya spesifik, akan lebih ‘mudah’ disembuhkan dibanding yang kebanyakn dilakukan pemuda2 kampung sekarang ini, yaitu mengoplos beraneka macam obat serta minuman 😦

  5. prihatin juga sih dengan hal yang satu ini, gimana mao diberantas kalau aparat pun ikutan jadi pengguna.. 😦

    cepet sembuh ya untuk sepupunya.. 😀

  6. susah memang yaa kalau sudah kecanduan, apalagi lingkungan juga mendukung..jadi harus bener2 di tangani serius
    semoga cepet pulih yaa sepupunya 🙂

  7. Langkahnya sudah benar tuh Mbak dengan membawa ke rehabilitasi. Kebanyakan keluarga pecandu mengingkari kenyataan bahwa ada anak atau keluarganya yang menggunakan narkoba dan malah menutupinya seolah-olah baik-baik saja…

  8. Pecandu narkoba itu mentalnya sedang sakit. Makanya perlu penanganan holistik. Pastinya tidak ada yang mudah memperbaiki yang rusak. Saluut deh, untuk kakaakin. Moga berhasildengan usahanya.
    Salam.

    • Makasih ya, Pak… Sebenarnya banyak juga diantara keluarga kami yang ingin mengembalikannya saja ke tempat dimana dulu dia tinggal, tapi sepertinya kurang bijaksana.

  9. Sayang ditempat lia belum ada RSJ…
    jadi klo ada yg kecanduan dibawanya keRS swasta yang mahal..Alhamdulillah ada beberapa pengobatan alternatif..

    Sukses ya mbak dengan pengobatannya… Salut ^_^

  10. Sedih juga mendengarnya. Memang lingkungan pergaulan sangat berpengaruh terhadap diri seseorang. Di tempatku, keadaannya lumayan rawan juga. Tetapi mudah2an dapat diproteksi sedini mungkin

  11. yah itulah pentingnya kita mencari lingkungan yg baik buat keluarga kita kin,gak bisa gak ,itu berpengaruh,apalagi kalau pengawasan dan didikan dari keluarga kurang kuat.

    semoga sepupumu dapat hidayah dari Allah ya 😉

  12. Bagaimanapun lingkungan tempat tinggal kita harus dijaga nama baiknya. Semoga aja deh…untuk generasi berikutnya bisa lebih baik.

  13. baru tau kalo rsj tdk hanya merawat org gila, pecandu pun masuk ke sana. thx utk info nya…
    knapa ya jarang denger anak2 yg orang tua nya bercerai jadi sukses, kebanyakan pasti jadi berandalan
    mudah2an sepupunya cepet sembuh ya, mbak….

  14. duh, betapa banyaknya mudharat yg didapat akibat narkoba .
    bunda salut dgn usaha Kakaakin dan Mama tersayang utk mengusahakan pengobatan utk sepupu.
    Semoga Allah swt memudahkan dan menghitungnya sebagai pahala kebaikan bagi Kakaakin dan Mama.
    salam

  15. Saya selalu prihatin kalau melihat korban narkoba, apalagi kalau berasal dari keluarga menengah atau sederhana, biaya pemulihan seorang korban narkoba tidak sedikit, semoga kita dan semua saudara, serta teman2 kita terlindungi dari narkoba, amin (Dewi Yana)

  16. Ya, dalam ketersesatan hati, setaip orang pasti juga ingin kembali menjadi fitrahnya sebgai manusia yang snantiasa merindukan jalanNya untuk kembali

  17. Wah tur yang unik…
    Btw, memang sudah merupakan suatu kebutuhan menciptakan lingkungan yang “aman” dan nyaman karena anak muda mudah sekali terbawa lingkungan. Namun memang syusah karena butuh dukungan semua pihak yang umumnya: beda kepala, beda isinya, beda maunya ^^
    Maka yang utama adalah menciptakan kondisi agamis, aman dan nyaman di lingkungan terdekatnya: KELUARGANYA.
    Semoga berhasil usaha menyembuhkannya. Amiin.

  18. Wah kenapa mbak akin nggak dengerin apa yang di obrolin ma laki” yg duduk di teras itu >_< 😆

    btw, semoga lancar jaya aja urusannya mbak…
    kalo bukan mbak akin dan keluarga yang berusaha menyadarkannya siapa lagi,,,!@$#$%???? 😉

    HIDUP!!! ^_^

  19. semoga menemukan jalan yang terbaik mbak 🙂
    Jadi berpikiran buat cari solusi yg sama, karena beberapa waktu lalu adekku pernah tanya2 karena teman dekatnya ada yang pemakai.

  20. semoga kesabaran selalu menyertai di jiwa Akin sekeluarga sambil mencari solusi yang ada… sabar ya kin…. btw, ibunda anggun banget dengan kerudung besarnya… salut dech…. nice, barakallaahu fiikum

    • Ehm… Mbak, itu tuh jilbab yang belahan samping gitu, ibu ya suka make yang model gitu. Walopun di warung kadang gak make juga :mrgreen:
      Dulu beliau hanya pake kerudung loh…

  21. Yg perlu diperhatikan setelah perawatan adalah ‘lingkungan dan peran keluarga/sahabat’. sebab semahal apapun biaya pengobatan, akan sia2 jika jiwanya kosong dan kembali ke obat2an yang memang menjanjikan ‘kenikmatan hidup’ meskipun hanya fatamorgana.
    Sy pernah seperti dia, bahkan sy sudah tidak mengenal ayah sy atau siapapun yg mengantarkan sy ke RSKO ketika itu. Dan itu tidak satu kali.
    Sabar ya mbak… Dengan niat tulus karena Allah, InsyaAllah… tidak ada yg mustahil.

  22. Ternyata lingkungan sangat berpengaruh sekali terhadap pembentukan pribadi seseorang, baik atau buruknya. Dan, kayanya di t4 saya juga rawan tuh hal yang kaya gituan 😦

  23. Assalaamu’alaikum

    Semoga apa yang berlaku dan dilalui oleh keluarga dan adik sepupu Kakakain itu menjadikan mereka semakin tabah, kuat dan sentiasa mengharap ke hadrat Ilahi untuk memudahkan segala tugas juga meringankan segala beban yang ditanggung. Mudahan kita semua mendoakan mereka juga kerana dengan doa beramai-ramai akan banyak rahmatnya. Salam mesra buat Kakakain.

  24. sedih juga membacanya
    saya turut berdoa semoga sepupu kaka bisa segera menjalani rehabilitasi
    yang penting dukungan, kasih sayang dan cinta keluarga

    saya jadi khawatir sendiri dengan kondisi yg kaka jelaskan
    bisa jadi itu ada di lingkungan kami

    Bismillahi ‘ala nafsi wa mali wa ahli..amin

Leave a comment