Tren Perjodohan di Korea Selatan

Korea Selatan (Korsel) merupakan salah satu negara maju yang perekonomiannya tumbuh dengan pesat. Hal ini menyebabkan masyarakatnya, baik pria maupun wanita,  menjadi sangat sibuk dalam pekerjaan dan cenderung berpacu dengan waktu. Kesibukan masyarakat ini menjadikan mereka memiliki waktu yang sangat terbatas untuk bersosialisasi terutama dalam hal mencari pasangan hidup. Beberapa tahun terakhir di Korsel bermunculan tren baru cara perjodohan yang menjawab kebutuhan para jomblowan dan jomblowati dalam mencari pasangan 🙂

Tren tersebut antara lain :

1. Perusahaan Perjodohan.

“Perkawinan adalah, dalam beberapa hal, semacam bisnis, bisnis di mana Anda harus bertaruh semua yang anda miliki,” kata Kim Hyun-mi, seorang manajer di perusahaan perjodohan terkemuka, Duo Marriage Information. Dia menjelaskan bahwa orang mengunjungi perusahaan dengan harapan bahwa mereka akan menikah dengan pasangan impian mereka, tanpa harus mengembara begitu lama. Ketika pelanggan membeli paket Noble, salah satu dari beberapa paket keanggotaan, mereka akan diberi kesempatan untuk bertemu dengan anggota lain dalam satu-lawan satu pertemuan atau sebagai bagian dari kegiatan kelompok, seperti arung jeram, berkuda, atau bermain ski. “Biasanya orang-orang dengan pekerjaan profesional bergabung dengan keanggotaan kami. Mereka benar-benar ingin menikah, tetapi mereka merasa sulit untuk menemukan orang yang sesuai impian mereka, “Ju So Young, manajer PR perusahaan, berkata.Para anggota memiliki delapan kencan buta, dan pasangan mereka secara hati-hati dipilih oleh manajer pasangan didasarkan pada jawaban pada 150 pertanyaan. Pertanyaan mencakup semuanya dari karier skolastik dan hobi mereka.

Sunoo, biro jodoh yang lain, mengungkapkan jumlah anggotanya meningkat dari 8.400 orang pada tahun 2006 menjadi  24.900 orang pada tahun 2008. Sunoo juga mengungkapkan bahwa terdapat perubahan keanggotaan pada agensinya sejak berdirinya 19 tahun yang lalu. Dulu sangatlah sulit untuk merekrut anggota wanita, namun kini kebanyakan anggota barunya adalah wanita. Hal ini mungkin dikarenakan masuknya wanita kedalam dunia kerja.
Beberapa perusahaan menarik pendapatan mereka dari biaya keanggotaan, yang dapat bervariasi sesuai dengan kesediaan klien, termasuk pekerjaan dan pendapatan yang sesuai. Perusahaan-perusahaan lain membuat kontrak dengan klien mereka yang diperbaharui setiap tahunnya. Namun ada juga perusahaan yang menarik biaya yang besar bila ada klien yang menghentikan keanggotaan.
2. Budaya Pesta
Cara lain dalam pencarian/penemuan jodoh, yaitu mempertemukan orang-orang dalam suatu pesta. Website penyelenggara pesta ini menerima anggota yang memasukkan data keadaan sosialnya dan apa yang mereka cari, serta tentu saja membayar biaya keanggotaan.  Sebelum pesta, penyelenggara mengirim e-mail kepada anggotanya dan memperkenalkan mereka pada orang yang memiliki profil yang sama, sehingga anggota dapat mengantisipasi profil calon potensial mereka sebelum berangkat.
3. Mak Comblang.

Seorang mak comblang (biasanya ibu-ibu) memiliki data lengkap profil pria atau wanita yang (dirasa) siap menikah. Biasanya mak comblang yang mencari calon potensial, salah satunya dengan cara menelpon (atau menemui) lulusan terbaik  di suatu universitas dan menawarinya apakah ia mencari calon istri. Salah seorang mak comblang mengatakan bahwa selalu ada orang yang datang untuk mencari suami/istri dari latar balakang yang baik dan memiliki pekerjaan tetap. Dia mengatakan bahwa calon suami yang disukai adalah yang bekerja di bidang hukum dan kesehatan, sedangkan pilihan favorit untuk calon istri adalah yang bekerja sebagi guru sekolah dan pegawai negri. Biasanya orang tua yang menggunakan jasa mak comblang ini, mereka menginginkan suatu pertemuan antara anak mereka dengan calon yang potensial. (wah… yang ini sering banget ada di drama Korea… 🙂 )

CARA ILMIAH DALAM MENEMUKAN CINTA…

Salah seorang profesor di Korsel mengatakan bahwa industri perjodohan ini meningkatkan sikap materialistik dalam masyarakat karena klien memprioritaskan besarnya jumlah pendapatan dibandingkan faktor yang lain pada pasangannya. Untuk menanggapi kritik ini, perusahaan perjodohan melakukan usaha untuk memasukkan faktor-faktor lain dalam pelayanan mereka. Berkat kemajuan teknologi informasi, Sunoo mengembangkan suatu software sehingga perusahaan dapat menemukan pasangan yang lebih prospektif  untuk kliennya dengan cara memasukkan faktor lain disamping pendapatan.

Sunoo, yang saat ini mempunyai empat hak paten pada software perjodohan, mengatakan bahwa sistem ini dapat mencocokkan sekitar 514 orang hanya dalam waktu dua jam, 312 di antaranya kemudian bertemu untuk kencan kedua. Lee mengatakan bahwa sebelum teknologi ini, biasanya diperlukan 15 hari untuk mencocokkan jumlah orang yang sama. Dia menambahkan bahwa selain tingkat pendapatan, faktor-faktor lain termasuk penampilan fisik, jumlah anggota keluarga dan kepribadian dapat dimasukkan di dalam ‘indeks’-nya . “Lalu, komputer akan menemukan orang yang ideal untuk klien tertentu.” Siapa tahu pencarian pasangan dengan sistem komputerisasi dapat membawa ke pernikahan…. 🙂

Oh iya… aku juga ingin menambahkan tentang tren lain dalam cara pencarian jodoh ini. Mungkin ada yang pernah dengar tentang pria-pria Korea yang mengalihkan pandangannya (maksdnya target istri) ke negara di Asia Tenggara, seperti Vietnam, Kamboja, Filipina bahkan juga Indonesia. Beberapa waktu lalu di Vietnam ada semacam pesta ilegal dimana dihadiri oleh sekitar 161 orang wanita vietnam dan 7 orang Korea, namun pesta itu kemudian dibubarkan polisi karena ternyata dijadikan ajang pencarian jodoh. Kejadiannya tahun 2008. Beritanya bisa dibaca disini.

Dan untuk kejadian di Indonesia, salah seorang teman blogger, Dian ssi, memiliki pengalaman nyata dalam mengikuti “seleksi mencari istri -untuk pria Korea”. Dian ssi sebelumnya nggak tau bahwa akan disuruh ikut acara gituan. Kisah Dian ssi ini lengkapnya bisa dibaca disini.

Makasih ya Dian ssi atas ijinnya… *maksa mode :on* :mrgreen:

credit: Koreanfashiononline.com, english.yonhapnews.co.kr, korea.net

38 thoughts on “Tren Perjodohan di Korea Selatan

    • Iya tuh…(dari drama yang kutonton) biasanya mereka kerja pagi pulangnya malam… dari pada cape2 tepe2 tapi gak berhasil2… wasting time kata mereka, mendingan langsung pake jasa machmaker aja… 🙂
      Gedhe loh penghasilannya biro jodoh itu….

  1. Kalo liat film jewel in the palace busananya bagus yah… tertutup.. prianya juga pada berjenggot.. hehe..

    trus janggem dan -siapa itu suaminya- kayanya ga pacaran tapi akhirnya nikah juga yah… lucu..

    • Di Jewel in the palace emang bagus2 busananya. Busana tradisional Korea, namanya hanbok. Jadulnya Korea emang gitu…jenggotan… 🙂

    • Dijodoh2kan ga ada salahnya kok… asalkan syar’i…
      Itu ‘kan bagian dari ikhtiar juga… 🙂
      Ayo jangan malu2 lagi…
      Semangat!!

  2. demikian seriusnya ya Kakaakin bisnis perjodohan di Korea, kenapa ya?
    apakah karena orang2 disana segitu super sibuk, sehingga jodohnya harus ada biro khusu yg membantu mencarikan .
    Salam.

    • Sebagian karena sibuk jadi gak sempat bersosialisasi… sebagian lagi karena pengen nyari calon yang potensial, boleh dibilang dengan latar belakang yang gak jauh beda… 🙂
      Mungkin mereka mikir : “siapatau dapat suami ganteng, pintar dan kaya raya”… atau…
      “siapatau dapat istri cantik, body aduhay, rajin di rumah”
      ‘kan di biro jodoh banyak stok tuh, sampe puluhan ribu gitu… 😆

    • Hehehe…ehm…kalo ibuku sih…udah minta tolong sama guru ngaji beliau…malah disodorin adik ipar pak Uztadz…
      tapi… apa boleh buat… belom jodoh kali’…
      ooppss… kok malah curhat disini… :mrgreen:

      • Dian ssi… ijin nge-link kisahnya yang “jadi istri orang Korea” ya…
        Pengen nambahin postingan ini… boleh ya… 🙂
        Karena dian ssi orang yang baik hati dan tidak sombong, pasti mengijinkan… Langsung saya laksanakan… :mrgreen:

  3. mungkin kalo saya dah putus asa, pengen juga ke korea buat ikutan cari jodoh lewat biro jodoh, kali aja dapet orang korea seganteng lee min ho yang agamanya sama ama saya..wekekekekeke..:D

    • Jadi istri orang korea??? Mikir dulu kali’ ya… 😆
      Di drama tuh sering banget menantu perempuan jadi babu di rumah mertuanya, hampir semua pekerjaan rumah dia yang ngerjain…(misalnya di You’re my destiny de el el)
      Temenku ada yang kawin sama orang Korea (tapi tinggal di Indonesia) bilang, istri yang berasal dari negara lain nggak dianggap banget oleh mertuanya… kesian kan…mungkin karena perbedan budaya juga…

  4. pasti boleh donk aku kan baik hati dan tdk sombong….eh ngomongin pak Ustad kok bisa gak jadi? aku jg pernah sih dikenalin gitu…tp ternyata gak segampang itu ya, mending cari sendiri aja deh…pelan2 asal dapat yg bener ya…hi hi hi curhat blk nih…

    • Hehehe…
      Ada yang bilang “match made in heaven”
      Tapi kalo di korea “match made in matchmaker”
      Not bad juga sih kalo pake matchmaker…siapa tau dapat yang “lebih….” (isilah titik2 di samping ini…)

      • lebih……..??/ wah kl diisi bisa lebih dari 100 kata nih. biarin kosong aja deh, nanti diisi kl udah ada(???ada???apaan tuh?) he he he…

  5. weleh..jodoh oh jodoh… gampang-gampang susahnya dikau datang??!! padahal yg satu ini natural banget, bisa kalah juga ma karier yaak?? malah bisa buat menapaki karier lagiii…bikin biro jodoh, gtu…^^

    • udah gitu biro jodohnya hi-tech lagi… 🙂
      Biro jodoh juga membantu meningkatkan birthrate disana, karena selama ini warga Korea sangat sibuk sehingga mentingin karir, jadinya lupa nikah… yang udah nikah, menunda punya anak…

  6. Ditengah-tengah kesibukan metropolis di Korsel.. orang sangat mengandalkan jasa dari pihak laen… seperti biro jodoh tsb.. Di negeri kita juga.. sudah ada sejak lama biro jodoh tsb…baik via koran or llnya.. No Problem.. yg penting cocok.
    Salam Hangat

  7. Akki-ssi ,, akuu mau Copi nie buat tugas. 🙂
    boleh kah ??
    makasih sebelumnya yah.. 🙂
    oyaa ini bagus bgt dan tertolong atas infonya…
    apakah ini terjadi beneran??

    Kashamnida chingu… ^^

Leave a comment