Story Pudding : Belajar Jadi Istri dan Menantu

Jika ingin belajar tentang pernikahan, banyak contoh yang bisa diambil di sekeliling kita. Ini bukan hanya untuk yang belum menikah, seperti diriku. Namun yang telah menikah juga bisa memetik pelajaran dari pernikahan orang lain.

Aku adalah bungsu dari 4 bersaudara. Ketiga kakakku adalah laki-laki dan telah menikah semua. Itu artinya aku mendapat tambahan 3 orang kakak perempuan, para iparku. Satu diantara kakakku menikah dengan pacarnya dan dua yang lainnya menikah melalui perjodohan. Alhamdulillah, dari mereka anggota keluarga kami dihiasi 8 orang keponakan.

Aku pernah memikirkan suatu hal yang membuatku tersenyum, yaitu ‘ternyata ada wanita yang tahan dan mampu hidup dengan kakak-kakakku itu’ 😀 Mungkin ini adalah pikiran aneh atau gila, namun hal tersebut memang sempat terlintas di benakku dulu. Sekian lama hidup dengan saudaraku dari kecil sampai besar, aku melihat bagaimana sifat dan temperamen mereka. Ini bukan bermaksud membongkar aib saudara. Aku sangat menyayangi mereka sebagai saudaraku. Namun setelah mereka menggabungkan kehidupan mereka dengan sesosok makhluk bernama istri, mereka bisa bertransformasi menjadi begitu lembut. Hehe… Pernikahan memang bisa merubah seseorang 😀

Mari kita pindahkan lampu sorot panggung ke arah sosok penting di balik kakak-kakakku itu… 😀

Kakak-kakak iparku adalah wanita biasa yang menjadi full time mother. Di mata ibuku, mereka adalah menantu yang baik dengan keunggulan masing-masing. Disini aku juga belajar mengenai bagaimana pandangan seorang mertua terhadap menantunya, karena (insya Allah) kelak aku juga akan menjadi menantu.

Beberapa hal kusimpulkan yang bisa kuambil pelajaran dari keluarga kakak-kakakku itu :

1. Pelajaran pertama : Ada cinta! 😯

Pada suatu kesempatan, aku pernah berkumpul dengan ketiga kakak iparku. Mereka sedang berbincang mengenai suami mereka yang terkadang harus bekerja keluar kota. Aku berperan sebagai ngupinger. Kudengar mereka mengungkapkan kerinduan di kala saudaraku sedang di luar kota.

“Oo… ternyata kangen juga ya…” Aku kemudian nyeletuk.

“Ya iya lah…” Sahut mereka.

Alhamdulillah. Aku bersyukur dalam hati, meskipun ada yang menikah karena perjodohan, ternyata mereka mencintai saudaraku. Hehe

2. Pelajaran kedua : Hemat is a must!

Istri dari kakakku yang pertama sangat pandai berhemat. Daripada beli jajanan, beliau lebih memilih beli bahan-bahan di pasar dan mengolahnya sendiri di rumah. Kedua keponakanku dimanjakan sekali oleh jajanan yang dibuat ibu mereka. Kakakku juga sangat suka makan ikan, jadinya istrinya sering membeli ikan dalam jumlah yang lumayan banyak yang dapat dibuat berbagai olahan, seperti sup ikan, pempek, baso ikan atau hanya ikan goreng. Kakak iparku itu memang sangat pandai memasak. Ehm, aku kadang sering bertandang ke rumah kakakku, mengharapkan dapat camilan/masakan yang dibuatnya. Hehe… 😳

3. Pelajaran ketiga : Anger management dan sabar.

Terkadang kakakku masih juga timbul marahnya hingga membanting ponsel. Kakak iparku hanya mendiamkan sejenak hingga kemarahan kakakku surut, tanpa turut mencak-mencak menghadapi kemarahan itu. Baru kemudian dibicarakan lagi permasalahannya secara pelan-pelan dan sabar. Bagaimana dengan ponsel yang dibanting? Ponsel tersebut diambil kakak iparku dan dibawa ke tukang servis. “Alhamdulillah masih bisa dipakai, untukku saja deh” kata kakak iparku. 😀

4. Pelajaran keempat : Berdo’a untuk keluarga

Sebuah rumah tangga tak jarang ditimpa permasalahan, dari yang ringan sampai yang lumayan berat hingga mengancam keutuhan rumah tangga. Aku sudah melihat hal tersebut berulang kali dari keluarga kakak-kakakku. Alhamdulillah kakak iparku selalu bertahan dan terus memohon kepada Allah Ta’ala.

5. Pelajaran kelima : Hormat pada mertua dan yang rajin ya…!

Sering aku mendengar menantu yang tidak akur dengan mertua, namun tidak dengan kakak-kakak iparku. Alhamdulillah, mereka begitu hormat pada ibuku. Karena tak ada yang serumah dengan ibuku, namun masih satu kota, jadinya mereka kerap berkunjung. Kadang ibuku yang datang ke rumah kakakku, sekalian melihat keponakan-keponakan yang sebagian sudah beranjak remaja.

Tak jarang di rumah ibuku diadakan acara. Kulihat ketiga iparku turut bersibuk-sibuk ria di dapur. Kakak iparku yang pertama biasanya membawa makanan yang sudah dimasak di rumahnya. Kakak ipar kedua biasanya bersama ibu memasak hidangan, sementara kakak ipar ketiga membantu berbenah dan mencuci piring. Senang banget rasanya punya ipar yang rajin banget. Ini tentu menagajariku agar tidak menjadi menantu pemalas, hahaha

*****

Mungkin banyak lagi hal lain yang bisa kupelajari dari para iparku, dalam rangka belajar menjadi istri dan menantu yang baik 😀

Kisah ini diikutsertakan pada “A Story Pudding for Wedding” yang diadakan oleh Putri Amirillis dan Nia Angga.

115 thoughts on “Story Pudding : Belajar Jadi Istri dan Menantu

  1. wahhh hebat yach kakak iparnya…udah akur sm mertua, rajin, dah gitu sabar banget yachh…emang harus begitu jd istri supaya hubungannya makin langgeng…harus banyak ngalah hehehe……

    sukses utk kontesnya yachh

    • Setuju, Mbak…
      Kadang saya ngurus satu keponakan aja dibuat pusing, pengen cepat2 diserahin ke ortunya, hehe..
      Padahal entar kalo anak sendiri, mesti ditangani sendiri ya.. 😀

  2. wuahh sampai banting ponsel gitu ya pas marah. aduh sayang hp nya atuh, hehe. wah ini pelajaran berharga buat saya nih. nambah ilmu lagi nih makasih ya sharing nya. keren.

    banyak hal-hal tak terduga/perubahan setelah berkeluarga mah ya 😉

  3. hehe, semoga kak akin bisa mendapat pasangan yang serasi. 😀
    saya yakin, 5 pelajaran itu udah ada dalam diri kakak. 😉

  4. wah pu juga ikutan belajar ah. kakaknya kak akin cowo semua ya? jadi mantunya perempuan semua. pu juga seorang mantu dari 3 mantu cantiknya mama mertua kak. yang pasti sih mertua akan senang sekali jika mantunya rajin2 dan pinter masak, minimal masak untuk keluarga.

    makasih ya kak udah ikutan story pudding

  5. wah kakak2 iparnya KakaAkin memang istri dan menantu ideal ya Kak… semoga qta semua bisa mencontoh ya Kak…

    iya Kaka 5 poin ini is a must… kalau masalah berhemat, aku jg msh berusaha nih… hihihi… semangaaat demi berhemaaat… ^_^

    makasih udah mengingatkan Kak.. sukses kontesnya Kak… 😀

    • Kalau masalah berhemat, kakak ipar saya itu memang jagonya. Misalnya saat anggota keluarga ingin minum jus alpukat. Beliau akan membeli buah alpukat di pasar. Mungkin harga seporsi jus alpukat kurang lebih sama dengan harga perkilo buahnya. Jadinya kalo bikin jus sendiri, dengan harga yang sama, bisa dapat banyak porsi jusnya 😀
      dan biasanya saya juga kebagian, hehe… 😆

  6. wahh…kakaakin enak punya kakak yang banyak..
    kalo saya kebalikannya dong kak, jadi kakak berarti harus jadi contoh untuk adik-adik tercinta…
    doakan agar segera menggenapkan ibadah itu yah kak…
    sukses untuk kontesnya….

  7. sebagai apapun, suami atau isteri tetap harus menjadi seorang yang sayang pada mertua. Suami juga harus berdoa untuk keluarga, dan berhemat tentunya
    masa isteri dirumah disuruh hemat, tapi sang suami sebaliknya 😀 😀

    salam dari pamekasan madura. Semoga segera tercapai tantangannya seperti komentar diatas, jember samarinda euyyyyy

    • Hayo… siapa tuh yang suka boros di luaran? Istri sibuk hemat di rumah, suami malah sibuk traktir teman-temannya… 😀

      Ehm… keknya Laut Jawa terlalu lebar, Mas Citro, hahaha…

  8. Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Akin yang baik..

    Hadir untuk menyapa bagi terakhir kalinya sebelum mengundur diri dari keindahan persahabatan di maya. Saya sangat menghargai segala sapaan dan silaturahmi selama kita bersama.

    Kita hanya bertemu lewat catatan di poskad kenangan. Hanya memandang kaburan wajah di potret khayalan. Hanya mengetik huruf-huruf di tinta minda. Maafkan saya lahir dan batin jika…. pada tutur kata yang sesekali mencalar hati dalam penulisan dan pendapat diberi.

    Semoga Allah selalu memberkati persahabatan yang terjalin baik ini. Sebuah KENANGAN TERINDAH akan menyusul dalam diari kehidupan kita sebagai satu ikatan yang tidak bisa terlerai, andainya pertemuan itu bukan lagi milik kita. Doakan saya dalam kehidupan ini di dunia dan akhirat. Aamiin.

    Salam mesra penuh ukhuwwah berpanjangan hingga ke akhirat dari saya Siti Fatimah Ahmad, Sarikei, Sarawak.

  9. Jadi istri emang gampang-gampang susah, tapi bagaimanapun itu harus kita lalui dengan iklas, sabar dan penuh cinta.
    Karna kelak kebahagian dan kedamaian itu juga untuk kita…jadi kalau yang satu panas nah yang satunya musti dingin…* habis cerita kalau dua2 nya panas.

    Hubungan menantu dan mertua.,…banyak cerita , emang menyeramkan, ada mertua jahat dan mungkin ada juga menantu jahat.

    Tapi kalau saya pribadi mungkin kembali kepada kita…..hindari tinggal bersama mertua, dan kalaupun tinggal bersama jadikan mulut kita tidak banyak bicara…dan jadikan ibu bertua sebagai teman dan bukan sebagai ibu yang di takuti.

    Insyaallah pasti semua baik2 aja……moga saja kita nantinya selalu disayang sama mertua ya…

    • Waktu saya nonton Mamah Dedeh, beliau sealu menyarankan untuk tidak serumah dengan mertua. 🙂
      Kalau merujuk pada sinetron, banyak banget contoh mertua yang jahat atau menantu yang jahat, hehehe…

      Aamiin… semoga kita bisa menjadi menantu yang disayang 😀

  10. Semua mertua pasti ingin punya menantu yang baik,pinter, rajin, sabar, kreatif, dan serba bisa. apalagi kalau plus cantik dan salehah, subhanallah. semoga saya tidak terlalu buruk di mata mertua yah, hiks…

    btw, semua ilmu dah komplit, kapan diaplikasiin nih kak? hehe
    moga sukses storynya

  11. Beruntung banget jika mendapatkan menantu yang baik dan pengertian. Yang pasti mungkin kuncinya adalah komunikasi kedua belah pihak untuk membincangkan permasalah dengan hati terbuka. Selain itu, keutuhan sebuah rumah tangga akan menjadi kehidupan terasa lebih damai dan tentram

  12. Waah si Kaka nih dah siap jadi istri dan mantu ya..huhuy..
    bner banget kak sebagian orang mantu dan mertua selalu ribut,itu salah kalo aku Menantu csnya mertua..

    Belajar dari pengalaman ipar2nya kaka Akin,,
    semoga mendapatkan hikmahnya ya..

    JAdi ceritanya kapan nih..
    di tunggu undangannya..

  13. Suatu hari nanti saya juga mau bercerita pernikahan saya…semoga segera…Ya Allah Jodohkanlah hamba dengannya…Sorry kak komen saya emosionil

  14. Membaca tulisan ini, aku jadi ingin kenalan dengan ipar2nya KkaAkin, salam ya… mereka orang tempat belajar jadi mantu idaman, terlebih dengan Ibu, beliau tentu sosok mertua pilihan ya… titip salam hormat untuk beliau 🙂 Dan kudo’akan semoga KaAkiin segera menemukan pujaan hatinya, Aamiin 😉

    oot:
    Orangtua mau berangkat haji ya? Semoga selalu sehat dan dilancarkan semua urusan juga selamat sampai kembali ke Tanah Air. Oya untuk Kakakin, apa ada minat jadi TKHI? daftar aja, insyaallah menyenangkan lho…

  15. wah.. sama, saya juga punya 5 saudara laki laki.. jadi suka mikir, ya ampun.. ada juga kah yg bisa hidup sama neh cowok cowok?? hehehe…
    Pelajaran berharga ya mbak, mudah2an kelak bisa jadi mantu yang baik juga 😀

Leave a reply to melly Cancel reply