Raja dan Ratu Sehari

Hari H sudah sepekan berlalu dan pesta sudah usai. Kain tirai penghias dinding rumah dan kamar pengantin juga sudah lama dilepas. Keriuhan sanak saudara yang datang dari luar kota dan menginap di rumah, kini sudah lama sepi. Tak ada lagi yang rewang di rumah, semua harus dilakukan sendiri. Hidangan pesta sudah terganti dengan hidangan rumahan. Kegiatan di warung emak juga sudah kembali seperti sebelumnya.

Tak banyak yang dapat diceritakan dari sebuah proses atau pesta pernikahan, selain ucap syukur pada Allah karena telah memberikan kemudahan, kelancaran dan kesehatan selama ini. Puncak dari acara yang telah dipersiapkan selama kurang lebih sebulan adalah saat aku dan suami duduk bersanding di pelaminan pada acara resepsi, bak raja dan ratu sehari, tepat sehari setelah kami melangsungkan akad nikah. Alhamdulillah, kerabat, tetangga, sahabat dan kenalan yang diundang, sebagian besar datang untuk mengucapkan selamat. Sayangnya di penghujung acara, sekitar pukul 15.00 WITA, si ratu sehari (aku) tepar gegara pagi tidak sarapan.

Anyway … sudah sah ya, Sahabat! Ehm … πŸ˜€

???????????????????????????????

Dalam sepekan kemarin, aku dan suami melakukan pengenalan terhadap keluarga masing-masing dengan berkunjung ke rumah-rumah sanak saudara. Hal yang menyenangkan dari momen ini adalah saat aku berkunjung ke rumah sanak saudara suami, saat akan pulang dan salaman, ada sesuatu yang diselipkan ke tanganku. Amplop! Hehehe …. Nominalnya sih bervariasi, lumayanah buat pacaran berdua. Saat aku menceritakan hal ini ke emak, beliau mengatakan bahwa memang demikianlah adat atau kebiasaan suku banjar (Kalimantan Selatan) bila dikunjungi oleh pasangan pengantin baru. Kalau tidak salah, istilahnya adalah kapur sirih. NamunΒ  saat berkunjung ke rumah sanak saudaraku yang juga bersuku banjar, tidak ada yang menyelipkan sesuatu pun. Mungkin karena dalam keluargaku tidak mengenal atau tidak menerapkan lagi kebiasaan ini.

Terima kasih kepada Sahabat sekalian yang turut mendo’akan untuk kelancaran acara kami. Mohon maaf karena tidak membalasi satu per satu ucapan selamat yang datang dari berbagai arah. Semoga kehidupan kami, kehidupan Sahabat sekalian, selalu dilimpahi rahmat oleh Allah Ta’ala.

Jadi, siapa nih yang bakal nerima tongkat estafet selanjutnya? *neropongin yang masih njombloh πŸ˜€

25 thoughts on “Raja dan Ratu Sehari

  1. Waaaah, kakaakin nih yg nikah?? Kok ga ada kabarnya siiih??
    Yasudah, saya hanya bisa mendoakan semoga menjadi keluarga yang SAMARA, senantiasa berbahagia dan dilimpahi rezeki dan keberkahan yg beelimpaaah…aamiin…
    Selamat yaaah

  2. Aduh yang nikah gak soundings. Pantasan lama juga gak update blog, Mbak Akin. Selamat ya. Insya Allah keluarga samara milikmu sekeluarga. Amin πŸ™‚

  3. thanks sob untuk postingannya…
    article yang menarik,saya tunggu article berikutnya yach.hehe..
    maju terus dan sukses selalu…
    salam kenal yach…
    kunjungi blog saya ya sob,banyak tuh article2 yang seru buat dibaca.

Leave a comment