Can I Trust You?

Can I trust you?

Berulang kali emai berisi kalimat di atas masuk ke dalam inbox-ku. Kadang dari Si Laila, kadang dari yang lainnya. Aku sudah bisa menduga apa maksud dari email itu. Kalimat selanjutnya lebih menegaskan lagi.

Please let me know, contact me now. (alamat email)

Aku yakin email itu setipe saja dengan email yang biasanya berisi pemberitahuan bahwa kita mendapatkan warisan sekian ribu dolar dari seseorang yang sedang sekarat. Sama juga dengan email yang sering tersasar ke folder spam. Kita dimintai informasi terkait data-data pribadi, yang entah akan digunakannya untuk apa bila berhasil didapatkan oleh si pengirim email.

Hari gini ada yang mau ngasih warisan? Bukan sanak saudara pulak! Hell to the o, hello …. Ini sih mirip saja dengan pesan singkat lewat ponsel yang sering memberi tahu bahwa kita dapat hadiah mobil, atau uang hingga ratusan juta rupiah dari provider anu. Aseli tipu-tipu!

Kucermati kembali kalimat pada baris pertama tulisan ini, “can I trust you?” Bagaimana bila ada yang benar-benar menanyakan hal tersebut kepada kita?

“Dapatkah aku mempercayaimu?”

Bagaimana reaksi kita? Apa jawaban kita?

Apakah kita akan menjawab dengan ‘Yes, of course. Tentu saja!’? Menurutku, saat ada yang bertanya apakah dia dapat mempercayai kita, itu sudah merupakan sebuah ketidakpercayaan atau keraguan terhadap kita. Sepertinya cukup menyakitkan. Jadi, jawaban ‘tentu saja’ seolah-olah hanya menjadi pengobat bagi luka di jiwa kita karena sudah menjadi orang yang tidak dipercaya.

Sebaiknya tidak perlu menanyakan tentang dapat dipercayainya seseorang atau tidak. Karena cara untuk mengetahuinya mudah saja. Misalnya ada seorang teman yang menceritakan kepada kita tentang keburukan teman yang lain, sudah pasti teman ini tak dapat dipercaya. Jadi, berhati-hatilah.

*Sebuah ceracauan dini hari

12 thoughts on “Can I Trust You?

Leave a comment