Tentang Kebohongan

Tahukah kau, kawan…

Bahwa sebuah kebohongan akan diiringi oleh kebohongan lainnya

Agar kebohongan itu tampak rasional___

Saat kau berhasil membuat rangkaian kebohongan itu

Maka kau benar-benar telah menjadi orang gila

Orang tidak waras yang hidup dalam pusaran khayalan

Meskipun kau berusaha membuatnya nyata namun tetaplah SEMU__

Kini yang kau butuhkan hanyalah seutas tali

Tali untuk menghentikan segala kegilaan itu

Uluran tali tuk mengeluarkanmu dari dunia khayal

Yaitu tali dari hati nurani…

_______________________________________

#&*(*&^%$#geje@#$@!!!?>*&^%<$#@bgt!!!!

21 thoughts on “Tentang Kebohongan

  1. (Maaf) izin mengamankan PERTAMAX dulu. Boleh, kan?!
    Dibutuhkan kebohongan baru untuk menutupi kebohongan lama. Jadinya makin banyak bohongnya.

    Jadi pengarang sejati deh… 😦

  2. HHHmmm …
    Kebohongan itu memang selalu Semu …
    walaupun kadangkala terlihat nyata … (bahkan terlihat lebih nyata dari kenyataan itu sendiri …)

    Salam saya

    Padahal ia juga berusaha membohongi dirinya sendiri…

  3. terus aja berbohong, supaya hidup kamu nggak tenang..hehehe

    Harus terus mencari kebohongan yang lain untuk menutupi kebohongan pertama… Capek deh 🙄

  4. Oh, kirain Tali Asih pakdhe.. 😛
    betul banget kak, kalo kita udah bohong sekali, pasti akan kebohongan lain buat nutupin yang satu itu.. 😦

    jangan sampe deh,,, jujur itu lebih nyaman,, 🙂

    Hehe… Untuk pengiriman tali asih, aku mesti bersabar, karena pake alamat puskesmas yang ada di ujung kota 😀

  5. Memang sulit sekali menghentikan kebohongan apabila telah menjadi kebiasaan. Harus punya tekad yang kuat untuk menghentikan semua itu sebelum terlambat dan menyesal

    Mari kita hentikan!! :mrgreen:

  6. selamat pagi.
    tapi berbohong dan berusaha menutupinya dengan kebohongan itu bisa memacu adrenalin lho 😛
    terima kasih dan mohon maaf 😮

    Hehe… ya kalo gak ketahuan, kalo ketahuan… mampus deh… 😀

  7. waaahh..ini curahan hati yg paling dalam??
    ada apa Mbak..
    tapi setuju banget..satu kebohongan pasti akan diikuti oleh banyak kebohongan didepannya..

    Hehe… you got me, Mbak… 😳
    *curcol*

  8. ingat saat ngajar kemarin, hari sabtu saat jam kosong sy ambil segebok buku di perpus, kemudian sy berikan ke seluruh siswa satu persatu. sy punya anak didik yang cerdas tapi sikapnya agak suka boong, berselang beberapa menit dia bilang sy da selesai baca semua, padahal sy perhatikan dia tidak membaca. kemudian saya tanya bener sudah selesai? dia jawab sudah pak. sy ingatkan sambil mengacungkan jari, jangan bohong kalau bohong dosa lo, eh dia njawab sudah pak, sy tambah satu jari yang diangat. sudah selesai? dia bilang sudah pak. sy tambah lagi jari yang saya angkat. jari saya semakin banyak sy angkat artinya jika engkau menjawab jujur maka kau dapat pahala, tapi jika tidak maka jumlah jari saya ini menunjukkan banyaknya kebohonganmu … dia terdiam sambil memandang empat jari sy????

    Jadi ingat masa aku sekolah dulu… Pernah bohong juga sama guru 😦

  9. eh ada salah ketik tuh tolong betulin, menjunjukkan harusnya menunjukkan, banyakkan harusnya banyaknya, trims mbak … maaf keburu njemput si kecil yang sedang mengaji ma umi’nya heeeeee

    Hehehe… 🙂

  10. Assalaamu’alaikum mbak Akin…

    Yang paling keji dan paling nista antara segala kebohongan adalah kebohongan pada diri sendiri. Sekali berbohong akan memerlukan 20 alasan untuk menunjangkannya. Maka kebohongan akan menjadi panjang kerana kita mahu menutup kebenaran dalam pembohongan itu.

    Terima kasih mbak kerana telah mengingatkan. Semoga dirahmati Allah selalu. Salam mesra. 😀

    Sebenarnya pusing juga memikirkan kebohongan selanjutnya ya, Bunda…

  11. Jika seratus orang meneriakan kebohongan bersama-sama dan berkali-kali, maka kebohongan itu menjadi kebenaran. Sama seperti seratus orang mengatakan si A gila, padahal ia waras, maka akhirnya si A menjadi gila….karena terus menerus diteriakkan sebagai orang gila….

Leave a reply to Ifan Jayadi Cancel reply