Kata Mereka Ini Malam Tahun Baru

Katanya sih malam ini adalah malam tahun baru. Di beberapa tepi ruas jalan di Kota Samarinda sudah dipadati penjual jagung dan terompet. Mereka mulai berjualan sejak beberapa hari yang lalu. Pemandangan ini sungguh tak aneh lagi bagiku, mungkin di kota lain juga ada hal seperti ini. Malam hari terakhir pada setiap tahunnya biasanya selalu dirayakan, antara lain dengan barbeque party, nyetel musik hingar bingar, begadang semalam suntuk yang nggak jelas ngapainnya. Padahal ‘kan begadang boleh saja, kalau ada perlunya… *pak haji mode: on* :mrgreen:

Konsep sebenarnya dari pergantian tahun malah menjadi terlupakan karena adanya euforia party-partyan. Tahun itu ‘kan merupakan satuan waktu. 1 tahun = 365 hari, 1 hari = 24 jam, 1 jam = 60 menit, 1 menit = 60 detik. Jadinya 1 tahun = …. detik (maaf lagi malas ngitung, maklum matematika waktu SMA cuma dapat 7 aja 😛 ). Bukannya sibuk ngoreksi prestasi yang diisi pada tiap detik di tahun yang bakal berlalu, eh…malahan sibuk sama si party, surty dll :mrgreen:

Jika kita ingin menghargai waktu, tentunya kita tak ingin mengisinya dengan kesia-siaan belaka. Tak ada yang bisa menduga, kapan detik-detik yang dimilikinya akan segera berakhir. Teringat aku pada teman kerjaku yang pekan lalu suaminya meninggal dunia, di usia yang masih muda, 33 tahun. Sama halnya dengan sahabatku yang meninggal saat kecelakaan bareng denganku dulu. Allah Ta’ala nggak bakal ngasih bocoran ke kita, kira-kira berapa detik dari umur kita yang masih tersisa.

Alangkah baiknya bila momen (yang katanya) malam tahun baru ini kita anggap sama saja dengan malam-malam yang lainnya. Sama, dalam artian bahwa setiap malam adalah istimewa, karena malam merupakan bagian dari satu hari secara keseluruhan, dan malam juga merupakan bagian dari waktu. Waktu adalah hal yang sangat istimewa yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala bagi umat manusia, sehingga manusia berkesempatan mereguk sebesar-besarnya nikmat yang disediakan oleh Allah Ta’ala. Marilah kita bermuhasabah, merenungi, mengingat kembali detik-detik kemarin untuk kemudian ditindaklanjuti dengan keinginan kuat di dalam hati untuk terus mengisi detik-detik yang akan datang dengan hal-hal yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan… 🙂 (Hehe… kata-kata ini berlaku juga untuk diriku loh 🙂 )

Satu lagi semangat baru terlahir…

Alhamdulillah, pagi ini di tempat kerjaku aku berkesempatan menjadi asisten bidan dalam menolong persalinan seorang ibu. Mengapa aku menjadi asisten? Karena menolong persalinan bukanlah tugasku, walaupun aku bisa melakukannya 🙂 *siapa yang nanya???* Kuberpikir… Subhanallah… Di akhir tahun ini, Allah Ta’ala Yang Maha Rahman dan Maha Rahim, sekali lagi memberikan anugrah waktu pada seorang insan suci, dengan memberinya kesempatan tuk terlahir ke muka bumi dan hidup di dunia yang fana ini, menyongsong mentari tahun depan. Do’aku mudah-mudahan bayi suci ini kelak mengisi detik-detiknya penuh dengan kecintaan dan ibadah pada Allah Ta’ala, terhindar dari kesia-siaan… Tidak seperti suster yang menolong kelahirannya nih, masih seriiing aja main-main, ngenet nggak ingat waktu… Eh, ngomongin siapa sih?? Aku ya?? Hehe… :mrgreen:

Walopun judul postingan dan isinya nggak terlalu nyambung, harap maklum 🙂 Karena sempitnya waktu, sekarang aku sedang bersiap-siap berangkat kerja, karena malam tahun baru ini aku mendapatkan giliran shift malam. Mudah-mudahan malam ini bakalan aman-aman saja, nggak ada perkelahian, kecelakaan, karena sepertinya jalan raya lagi padet nih (ngapain sih, orang-orang pada keluar rumah malam-malam gini… 😦 ). Mudah-mudahan malam ini dapat terselip sedikit waktu untukku beristirahat, karena semalam aku juga jaga malam dan terus berjaga hingga sekarang (gara-gara tugas tambahan nih 😦 )… Muhun do’anya juga dari sahabat ya… 🙂

34 thoughts on “Kata Mereka Ini Malam Tahun Baru

  1. selamat pagi

    yang paling isstimewa dari tahun baru adalah membiasakan penulisan tahun yang bertambah satu digit.
    setelah 365 hari sebelumnya terbiasa dengan tahun 2009.
    beegitulah

    terima kasih dan mohon maaf 😮

  2. kadang merasa miris juga mba…
    kemarin waktu malam idul adha saya mendapatkan kesempatan berada di Smd, ternyata keadaannya sangat berbeda jauh….
    ketika malam tahun baru orang-orang berduyun-duyun turun ke jalan, membuat acara yang hingar bingar…
    sedangkan malam takbiran, yg saya dengar hanya sudara takbir yang disetel melalui radio, bahkan beberapa masjid sudah menutup pintunya sehabis isya…..
    apa kebiasaan di kota ini seperti itu?…
    wallahu alam….saya hanya pendatang mba…

    • emang malam tahun baru ya begitu itu di Samarinda, sepertinya di setiap sudut kota orang2 pada kompak bikin acara 😦
      Kalo malam lebaran, biasanya seru di tempat2 tertentu aja, misalnya saat Takbiran keliling yang tentu saja nggak ngelewati tempatmu tinggal (di M. Yamin ‘kan?). Biasanya di kampung2 masih terus takbiran kok sampe malam banget, seperti mesjid Shirathal Mustaqiem di kampungku di Smd-sbrang, karena mereka skalian persiapan sound untuk Sholat Ied besoknya.
      Kalo di tempat lain entahlah… spertinya pada sibuk sendiri 😦

  3. Assalamu’alaikum,
    Selamat Tahun Baru Kakaakin, semoga ditahun ini, semakin bertambah ketakwaan kita kepada Allah Swt, dan semoga kita bisa lebih sukses dari tahun sebelumnya. Maaf, saya lama absen ngeblog, jadi baru sempat balas kunjungan sekarang. (Dewi Yana)

    • Hehe… welcome back, Mbak…
      Saya intip blognya, belum apdet. Mungkin lagi sibuk banget 🙂
      Makasih telah berkunjung 🙂

Leave a reply to Haddori Cancel reply