Permainan yang Tak Patut Ditiru

Anak-anak sangat identik dengan permainan. Tak terkecuali aku dan teman-teman masa kecilku. Kami menikmati berbagai macam permainan khas anak kampung, mirip dengan kebudayaan yang ada di seluruh Indonesia. Kami melompat bersama di regangan tali karet. Kami berlari bersama untuk menghindari lemparan bola kasti. Terkadang kami juga berenang bersama di tepi sungai Mahakam untuk mencari enceng gondok sebagai bahan ‘dagangan’ kami di warung-warungan yang kami buat. Betapa indahnya bila mengingat keceriaan itu.

Sangat disayangkan karena ada yang mencemari keceriaan anak-anak. Banyak diantara teman-temanku yang menyukai permainan judi. Dulu sangat sering kulihat mereka membuka lapak di pinggir jalan/gang. Dengan beralaskan karung bekas, mereka menggelar ‘meja’ judi mereka sendiri dengan setumpuk kartu remi atau domino dan minuman semacam air bersoda sebagai hadiah. Ada pula semacam alat bantu berupa wadah bekas sabun colek lengkap dengan tutupnya yang berlubang kecil. Saat ada ‘pembeli’ dan tentu saja beserta uangnya, pemilik lapak mengocok wadah plastik itu, hingga keluar gulungan kecil berisi potongan kartu remi, bertuliskan angka dan lambang kartu.

Aku tidak memahami bagaimana mekanisme permainan judi yang dilakukan teman-temanku itu. Misalnya mengenai bagaimana yang dianggap menang atau kalah, kemudian apa yang bisa mereka dapat. Dari banyaknya temanku yang membuka lapak, sepertinya mereka menganggap banyak keuntungan yang bisa didapat. Bahkan saat melintasi gang di belakang rumahku, akan terdengar suara kocokan wadah plastik itu menggema di udara.

Sebenarnya tidak semua teman-temanku melakukan permainan sepertiย yang kugambarkan diatas. Banyak orang tua yang melarang anaknya untuk berjudi, meskipun alasannya untuk menghindari pemborosan. Alhamdulillah, berkat didikan dari orang tuaku, aku tak ikut-ikutan berjudi. Bahkan hingga kini aku tak mengerti permainan kartu semacam remi dan domino (meskipun yang berupa game komputer).

Beberapa tahun yang lalu, aku kembali melewati gang belakang rumahku. Aku beristigfar dalam hati, karena aku masih melihat pemandangan banyaknya karung bekas digelar di pinggir gang. Meskipun tak sebanyak waktu aku kecil dulu, namun masih ada. Miris sekali rasanya. Kampungku, oh kampungku. ๐Ÿ˜ฆ

Menurut analisaku, salah satu penyebab orang tua membiarkan (atau bahkan mengajarkan)ย anaknya berjudi sejak usia dini adalah karena rendahnya tingkat pendidikan. Sebagian besar para orang tua itu bahkan tidak tamat sekolah dasar. Penyebab lain, tentu juga karena pengaruh buruk lingkungan serta minimnya nilai-nilai agama yang dimiliki. Sehingga tak hanya judi yang dilakukan, penyakit masyarakat yang lainpun diamalkan, seperti mabuk dan penyalahgunaan obat terlarang.

Bermain judi merupakan permainan yang sama sekali tak patut ditiru. Kasihan sekali anak yang sejak kecil sudah diajarkan berjudi, hingga besar ia akan terbiasa dengan perilaku buruk tersebut. Alangkah baiknya bila anak-anak memainkan permainan yang dapat membentuk jiwa yang positif. Semangat untuk bersaing dalam permainan kelereng, mengembangkan imajinasi dalam permainan guru-guruan, atau menguji pengetahuan umum pada permainan ‘Pancasila ada 5 dasar’ adalah contoh permainan yang bisa dimainkan oleh anak-anak. Ada banyak pilihan permainan yang membangun. Semoga takkan lagi ada pengaruh buruk yang mencemari keceriaan anak-anak Indonesia.

____________________________

Artikel ini diikutsertakan padaย Mainan Bocah Contestย di Surau Inyiak.

50 thoughts on “Permainan yang Tak Patut Ditiru

  1. hmm …
    kapan ya …
    tapi pernah di satu masa, kami sekeluarga suka banget main kartu remi yang namanya joker karo ๐Ÿ˜€
    emak bapak anak duduk dalam satu lingkaran
    pake taruhan juga seratus perakan
    ceritanya sih buat seru2an
    tapi lama2 bosen juga
    dan syukurnya ga ada yang sampai nyandu dan main judi beneran
    emang yah miris liat lingkkungan kita kalau banyak yang main judi, jadi inget waktu mudik kapan itu, masih rame aja orang ngariung di kedai kopi ngomongin togel ๐Ÿ˜ฆ malah anak2nya yang disuruh masang setelah orang tuanya yang nge-cak in

    btw jadi dapat ide nih saya u/ posting makasi mba akin ๐Ÿ˜€

    semoga menang kontesnya yaaa
    ___________________
    Kaka Akin : Huhu… kok ya judi terlalu merakyat ya… ๐Ÿ˜ฆ
    Di tempatku, yang anak2 main seperti yang kusebut di postingan, yang dewasa main judi yang lebih serius di rumah tetangga ๐Ÿ˜ฆ

  2. turut mengaminkan harapan kakakakin.
    saya juga miris liat anak2 sekarang yang mainannya sudah kurang mendidik. beda waktu kita kecil dulu, semuanya tradsional dan mengutamakan semangat kebersamaan, kejujuran dan kekompakan ๐Ÿ˜€
    moga sukses mba ๐Ÿ˜€
    ___________________
    Kaka Akin : Dulu dan sekarang memang telah terjadi perubahan ya…

  3. ditinjau dari sudut pandang psikologis, rasa berdebar-debar saat taruhannya di ambang menang atau kalah, itulah yang dicari-cari penjudi.
    ___________________
    Kaka Akin : Saat menang, maka akan bertambah pula keinginannya untuk memenangkan jumlah yang lebih banyak lagi… Hingga tak terasa uangpun habis… ๐Ÿ˜ฆ

  4. Memprihatinkan ya Akin…
    Semoga kita dapat menghindarkan diri sendiri dan tentu saja anak-anak dari permainan semacam ini…

    Terima kasih Akin sudah mengirimkan artikelnya.. ๐Ÿ™‚
    Saya sudah catat sebagai peserta dalam MAINAN BOCAH CONTEST
    ___________________
    Kaka Akin : Makasih ya, Da… ๐Ÿ™‚

  5. eeaa kk aku janji gak akan meniru permainan tersebut,. ๐Ÿ˜›

    sukses ya Kin..!
    ___________________
    Kaka Akin : Hehe… Makasih ya, Bundo… ๐Ÿ˜€

  6. iye wah penjudi banyak nya kalah. hmm jangan coba coba deh. bisa kecanduan.
    ___________________
    Kaka Akin : Kalo sudah kecanduan, susah disembuhinnya ๐Ÿ˜ฆ

  7. iyaa. dikampungku juga banyak.. kak..
    awalnya buat seru2an, lama-lama ketagihan… ๐Ÿ˜ฆ
    ___________________
    Kaka Akin : Dooh, Mel… gimana kalo mereka udah pada besar ya? ๐Ÿ˜ฆ

  8. Permainan yang emang seharusnya gak ditiru , tidak baik, dilarang dan bikin merana keluarga.
    ___________________
    Kaka Akin : Semoga takkan menimpa keluarga kita ya, Mbak…

  9. dhe suka main remi/domino sama temen2 kampus mbak, tapi gk pake taruhan apalagi sampe judi.. cuma untuk hiburan aja, sebagai pelepas lelahm dari rutinitas kampus.
    ___________________
    Kaka Akin : Hehe.. Iya ya, Dhe… Banyak yang memilih permainan kartu sebagai pengisi waktu ๐Ÿ™‚

  10. saya juga pernah lihat permainan aneh Kak, ehh tenryata masih berbau Judi, padahal yang bermain masih anakยฒ, sangat miris sekali….

    Semoga Menang ya Kak ngontesnya….
    ___________________
    Kaka Akin : Banyak banget loh permainan berbau judi lainnya. Misalnya yang sering dijual abang-abang penjual mainan tuh, kita BELI sebuah gulungan kertas yang bertuliskan angka, terus angka itu menunjuk ke hadiah yang kita peroleh. Aku sering banget beli yang gituan dulu pas masih SD ๐Ÿ˜ฆ

  11. hmm… sekarang org pinter nyari celah ya mbak.. nyelipin permainan yg engga2 untuk anak2…
    ___________________
    Kaka Akin : Udah dari jaman dulu banget keknya kebiasaan itu, Dhila…

  12. jujur saya ga bisa main kartu remi, kalau domino sedikit2 tau, tapi jg blum pernah main buat taruhan2 gitu.

    judi memang penyakit masyarakat yg sudah ada sejak jaman baeheula, dan susah sekali utk diberantas
    ___________________
    Kaka Akin : Beneran sussaahh banget. Sudah sering kita lihat berulang kali penggrebekan tempat perjudian…

  13. Waduh, anak kecil mah diajarin apaa jg pasti seneng2 aja ya Ka ๐Ÿ˜ฆ
    ___________________
    Kaka Akin : Huhu… jangan2 mereka merasa bangga karena bisa seperti orang dewasa ya… ๐Ÿ˜ฆ

  14. Judi yang dikemas dalam bentuk permainan ada banyak versi…
    Plat mobil yg lagi lewat aja bisa dijadikan sarana judi, dengan menebak angka terakhirnya genap atau ganjil…
    ___________________
    Kaka Akin : Iya ya, Pak.. Mental berjudi kadang sulit hilang dari diri seseorang ๐Ÿ˜ฆ

  15. Alhamdulillah, di kampung saya, permainan judi dalam bentuk apapun sudah tidak ada. Itu semua berkat kerja sama antara warga, teman-teman reserse, para petuah kampung, dan para Ustadz kampung.

  16. Permainan seperti itu memang menggoda sih, karena kesannya untung-untungan tanpa usaha…
    Permainan sekarang juga begitu, di mall-mall tempat timezone itu banyak sekali gambling game.

  17. Judi…?
    Pernah juga sih dulu sewaktu muda ikut2an satu dua kali, untung saat itu memang gak punya ckp duit, jadi gak sampai keterusan. Alhamdulillah gak ikut kebablasan kesetrum suka judi.

  18. semoga permainan anak-anak yang membuat mereka berpikir kreatif,
    tidak ada yang berhasil dengan tebak-tebakkan dan untung2an.
    hayuk anak-anak, masih banyak mainan lain yang lebih seru.

  19. Alhamdulillah saya enggak doyan judi.. ๐Ÿ™‚

    perlu ada sebuah kontrol dari orang tua tentang apa yang saat ini anak mereka mainkan.. inga’..inga’ judi terjadi bukan karena ada niat dari pelakunya, tapi juga karena kebiasaaan.. jadi waspadalah..waspadalah

  20. Mbak, Anaz kok ndak donk, yah denga permainan yang Mbak Qibti ceritakan. Remi itu main kartu, kan? Anaz gak kenal dan gak bisa main kartu #nyengir…

    Pada banyak ikutan lomba, Anaz jadi pengen ikutan
    Eh, ini singgah sebelum tidur. Ternyata, selama ini kita hanya akrab dan pentungan2 di twitter sama FB ajah, di blog belum, yaks? Hihihi..

    Salam kenal…
    #calaman, halagh ๐Ÿ˜€

  21. aku suka main kartu tapi ga make duit suma iseng aja buat ngisi waktu luang alias ronda malam….

    yang lebih memprihatinkan sekarng anak2 main game online yg menurutku sangat merugikan apalagi klo tidak ada pengawasan anak2 dalam mengakses internet bisa kebablasan.

  22. kalo tempat saya dulu, teman-teman SD ada beberapa anak yang berjudi hanya bermodalkan dengan sebuah uang logam sebagai medianya Mereka tinggal memilih antara “Gambar dan angka” pada kedua sisi mata uang. Jika tebakannya benar maka dia akan mendapat uang sebesar yang ditaruhkannya. Jika salah otomatis uangnya hilang.

    Kalo saya memilih nggak ikut2an dan alhamdulillah sekarang mereka sudah insaf.
    memprihatinkan sekali anak SD sudah pada judi saat itu

  23. Serem banget mbak, ngebayangin anak-anak sudah dikenalkan dengan permainan terlarang itu!
    Mungkin karena mudah didapat, biasanya uang hasil judi juga amat mudah buat dihambur-hamburkan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat…

    Selamat ikut lomba mbak ๐Ÿ™‚

  24. ์•ˆ๋…•ํ•˜์„ธ์š” (nyomot dari atas) ๐Ÿ˜€

    permainan yang membahayakan dan merugikan memang seharusnya dijauhkan dari masyarakat kita ini..
    Sayang judi demikian mendarah daging bagi sang pemimpi.. ๐Ÿ˜€

  25. Ada juga yang model “lot-lotan”

    Kita membeli permen cicak … yang didalamnya ada kertas terlipat
    Kertas dibuka … jika beruntung mendapatkan barang-barang tertentu …

    Permen cicaknya ? … dibuang sodara-sodara

    Saya rasa ini juga tidak mendidik

    Salam saya Kakaakin

  26. dokter maen kartu yuks?

    gampanglah yang kalah kita bedakin ato lipstikin wajahnya heeee

    heemm itu masuk permainan yang tak baguskah>
    heeee

    good luck yaaaa dok

  27. Waduh kok kecil2 tau main judi ya, kira2 mereka belajar dimana ya Kak..
    Tp dlu jaman sekolah aku jg nggak “bersih” sih… Dulu Kak, aku pernah main Jalangkung.. Astaghfirullah.. *tobaaat* untung nggak “dibuntuti smpe rmh..

    Semoga sukses kontesnya ya Kak..

  28. Kalau dalam masalah ini, seharusnya peran penting orang tua menjadi yang utama. Meskipun pendidikannya rendah, tapi kalau anak diajarkan tentang pendidikan agama, maka si anak tidak akan ikut2an untuk bermain seperti ini.

  29. Waduh, saya dulu SD sering sekali main lempar2an kartu atau figurine kecil. Yang figurin atau kartunya terbalik menghadap bawah, dia kalah. Terus kalo kalah, kartu atau figurinnya buat si pemenang. ๐Ÿ˜€

    Itu termasuk judi juga ya? ๐Ÿ˜›

Leave a reply to Puji Cancel reply