Trek-trekan

Satu lagi kegiatan yang menurutku dapat mencoreng kekhusyukan menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, yaitu trek-trekan. Selain bermain petasan, ternyata Ramadhan juga kerap diwarnai dengan trek-trekan. Hal inilah yang  banyak kutemui di kotaku. Setelah jama’ah tarawih bubar dari masjid/musholla, maka tepi-tepi jalan di titik-titik tertentu dipenuhi oleh anak muda yang melakukan balapan liar itu, atau hanya berperan sebagai penonton.

Trek-trekan atau balapan liar memang sudah biasa terjadi di luar Ramadhan. Namun saat memasuki Ramadhan, tempat berkumpulnya anak-anak mudah malah semakin bertambah. Dengan peci dan sarung yang masih terpasang usai sholat di masjid, mereka bergerombol di jembatan atau di persimpangan jalan. Lalu terjadilah balapan di antara mereka yang punya sepeda motor. Biasanya mereka tidak sendirian saat menaiki sepeda motornya, cenderung selalu ada yang membonceng.

Yang membuat kesal dan jantung turut berdebar-debar adalah kala para pemuda itu melakukan trek-trekan di jalan raya yang ramai dilalui berbagai kendaraan. Bukan hanya jiwa mereka dan kawan yang mereka bonceng yang terancam, namun pengguna jalan lain juga beresiko terkena imbasnya. Tak sedikit kita pernah mendengar anak muda yang mengalami kecelakaan hingga meninggal dunia, gara-gara trek-trekan.

Tahun ini adalah Ramadhan ke delapan aku harus berpapasan dengan anak-anak muda yang asyik trek-trekan di salah satu ruas jalan kota Samarinda. Hampir setiap kali aku pulang jaga sore aku berdebar-debar karena ada beberapa sepeda motor yang dipacu dengan kecepatan tinggi melewatiku. Tak jarang mereka melakukan gerakan-gerakan yang mengejutkan, seperti jumping, atau meliuk-liukkan sepeda motornya di sekitarku.

Sepintas tadi malam kulihat ada mobil polisi dengan sirene meraung-raung menuju kerumunan para pelaku trek-trekan. Dalam hati aku bersyukur, semoga para pemuda itu jera dan menghentikan kegiatan trek-trekan mereka. Namun, dari yang kuamati tahun-tahun sebelumnya, balapan liar itu akan berhenti selama beberapa hari. Setelah itu jalan raya akan kembali diramaikan oleh raungan sepeda motor yang memekakkan telinga. 😦

Bagaimana dengan di daerah tempat tinggal Sahabat? Apakah kegiatan trek-trekan juga meningkat selama Ramadhan?

31 thoughts on “Trek-trekan

  1. mungkin mereka harus melakukan inovasi unik dan tidak membahayakan nyawa buat trek-trekan Kak. misal balapan gak pakai motor, tapi lari. lumayan kan bisa menyehatkan badan 🙂

    met sahur Kak

  2. di bukik trek2an terjadi sepanjang tahun.. sejauh ini belum ada laporan bhw itu menganggu.. mgkn krn dilakukannya di tempat yg relatif sepi.

    klo petasan itu jelas2 mengganggu.. kenapa ya gak ada yg bisa menghentikan..? 😦

    • Di kota saya sering juga yang trek-trekan di tengah malam, Bundo. Sempat dirazia polisi, eh tak lama mulai lagi 😦
      Saya juga heran dengan petasan-petasan itu. Di dekat rumah saya aja banyak kios dadakan yang menjual petasan 😦

  3. Di Jember dulu juga iya Kak, tapi sekarang sudah gak ada , coba di Samrinda dibuatkan sirkuit pasti gak akan ada trek-trekan Kak 😀

  4. Trek-trekan itu memang pasti bikin emosi orang yg melihat.
    Padahal hampir tiap tahun ada korban, tapi kok gak juga kapok ya.
    Di JakTim, swringnya di sepanjanfpg BKT tuh, jalan raya yg masih sepi pas menjelang subuh dipakai utk balapan dan nongkrong.

Leave a reply to Gaphe Cancel reply