Belajar Bahasa Inggris itu sulit! Itu adalah hal yang wajar, karena Bahasa Inggris memang bukan bahasa ibu kita. Namun, karena kini kita dituntut untuk bisa bercas cis cus, mau tidak mau kita harus bisa. Dulu aku mulai menerima pelajaran Bahasa Inggris sejak SMP. Bila dihitung-hitung, sudah berpuluh-puluh tahun aku belajar Bahasa Inggris. Namun ternyata kemampuanku masih begini-begini saja. Salah seorang temanku juga mengeluhkan hal yang sama. Ia sempat mengutarakan niatnya untuk belajar percakapan Bahasa Inggris, karena ia ingin melanjutkan program doktoralnya di Thailand.
Bisa menguasai bahasa asing memang sangat diperlukan di era sekarang ini. Kita akan tertinggal bila tidak bisa berbahasa Inggris. Pada tahun 1999 aku diajak teman untuk bergabung pada sebuah klub Bahasa Inggris, yang bernama “Next Generation” (kini sudah bubar). Bergabung dalam sebuah klub, kurasakan sangat bermanfaat karena kita dimotivasi untuk berbicara dalam Bahasa Inggris. Tidak ada guru kursus, yang ada hanya teman-teman kita. Meskipun sebagian dari teman-temanku di klub itu adalah pengajar kursus juga, namun mereka berada di klub bukan untuk mengajar. Mereka menjadikan klub sebagai tempat untuk berbagi dan mendapatkan rekan untuk bercakap-cakap dalam Bahasa Inggris. Jadi para peserta lain tidak perlu malu-malu saat berbicara, meskipun kemampuan Bahasa Inggris-nya tidak seberapa baik. π
Sekarang aku kembali menautkan diri pada sebuah klub Bahasa Inggris. Setiap hari Minggu, insya Allah kuluangkan waktu untuk menghadiri pertemuan klub. Klub ini gratis, sama seperti Next Generation. Aku tidak ingin nantinya lidahku kelu saat akan berbahasa Inggris bila tidak terus dilatih. Awalnya yang hadir mendekati 20 orang. Lambat laun peserta semakin berkurang. Bahkan hari Minggu kemarin, hanya tersisa 5 orang termasuk diriku. Meskipun sebuah klub bisa menjadi tempat untuk belajar percakapan Bahasa Inggris, atau belajar hal-hal lain yang berkaitan dengan Bahasa Inggris, namun ternyata tidak semua tertarik dan terus bertahan. Aku tidak terlalu mengerti penyebabnya. Bisa jadi mereka memiliki kesibukan sendiri di hari minggu, atau mungkin klub Bahasa Inggris memang tidak menarik bagi mereka.
Beberapa teman di klub Bahasa Inggris yang kuikuti itu adalah mahasiswa. Ada hal yang membuatku terkejut, yaitu ketika salah seorang dari mereka berbicara dan memberikan contoh kalimat dalam Bahasa Inggris. Ia berkata, “I is like…“. Gubrakkk! Rupanya anak-anak jaman sekarang yang sudah menerima pelajaran Bahasa Inggris bahkan sejak SD atau TK, tidak lantas menjadi jaminan bahwa mereka bisa paham tentang penggunaan to be dalam sebuah kalimat Bahasa Inggris.
Bagaima dengan Sahabat? Apakah sampai sekarang masih belajar percakapan Bahasa Inggris? Aku yakin, sudah banyak Sahabat yang tidak perlu dipertanyakan lagi kemampuan berbahasa Inggris-nya. Bolehlah diriku diajarin juga… π
Saya enggakkk pernah pny klub percakapan Mbak..tau neh sampai sekarang bahasa inggris saya acak kadut tingkat dewa deh. Apalgi kalau ngomong…#kabuur
Hehe… saya juga kebetulan ketemu komunitas itu. Jadi pengen gabung terus deh di english club. Kemampuan saya sih hanya selevel di atas acak adut, yaitu kacau balau. Hehe…
sdh jarang aku bicara pakai bhs inggris mbak, sdh campur aduk bhs ku π
Kebetulan saya ngajar anak playgroup dengan bilingual jadi seru banget ngajar anak2 usia 2 tahun ke atas pake bhs inggris,lucu banget mereka….. :d
Hehe… di sana gak pake bahasa Inggris sih… π
Boleh lah kita diajarin bahasa Jerman π
asal jangan kaya temenku yang bilang like artinye jempol…
Hahaha..Masa sih Mas Rawins?
korban pesbuk…
haha
cerdas itu namanya mas hehehe…
Uni langsung percaya aja pula hahaha
perasaan aku sudah berusaha sejujur mungkin termasuk untuk barang ga enak. kenapa masih pada gak percaya yo..?
*nasib sudah menjadi bubur ki namanya
heheh
Hahaha… jadi ingat teman SMP dulu, yang bilang bahasa inggris sepatu = “Specs”, karena ada sepatu yang mereknya specs. Untung aja dia gak nulis Bata
Conversation & writing saya juelek banget, bhs inggris saya mah pasif aja, huhuhu… butuh berlatih juga nih
Ayo, cari2 komunitas π
I am only child yesterday afternoon, Miss… π
No what-what, Mister π
please don’t follow mix. you’re my fruit child π
I think you have to write a post in English some day
Kami di kampus punya English Club. Boleh pasang link nggak? boleh ya π
ini dia –> http://pecbemkmffua.wordpress.com
Sure, I have written some post in english. Especially for weekly photo challenge π
Btw, english club-nya keren euy. Banyak pesertanya π
Iya Mbak Akin, yang rajin ya datang ke pertemuan club tersebut. Jangan seperti saya, sampai sekarang masih saja ngeri menghadapi pelanggan2 bule saya karena tiap buka mulut untuk bercakap Inggris yang keluar cuma kalimat2 keriting. Memalukan deh π
Seru dong, Mbak. Bisa sering2 ketemu bule. Kalo di tempat kerja saya, cuma bisa ketemu bule’, alias Bulik Wien, tukang cuci kami… π
saya mah gak bisa bahasa Inggris, gak suka make jadi lupa lagi π
Hehe… Mungkin karena di warung mi janda gak ada yang pake bahasa inggris ya? π
Jika kita banyak berlatih conversation atau membaca text bahasa Inggris dengan disuarakan maka lidah akan menjadi enteng jeng.
Selamat berlatih.
Salam hangat dari Surabaya
Bener banget, Pakdhe. Buku jadul belajar bahasa Inggris sistem 50 jam juga masih bisa diandalkan
hehehehe … belajar English itu ya intinya latihan dan latihan … klo kita latihan gimana cara ya mbak Akin? pake skype? π
Sekarang kemajuan teknologi bisa membantu juga ya, Mbak. π
hehehee…. I is like… ??
hehehheee
Yeah… You is like… π
kalo saya sih sadar diri kak akin, bahasa jawa dan indonesia aja belum faseh kok mau belajar bahasa inggris
mau belajar budaya bahasa dalam negeri dulu mbak
Hehe… setuju.. Mencintai produk dalam negri ya…
SDku dulu juga ada bahasa inggris, tpi ttp aja nggak bisa ngenglish π¦
Hehe… di Bali kan banyak bule tuh. Ajakin aja ngobrol π
Untuk percakapan pakai bhs inggris gak biasa, skrang malahan anak2 sya yg aktif di tempat les sdh 2 blan jdi klo pas pd dialog sya mlu g tw mksdny
Hehe… Padahal ortunya bisa terpacu juga agar bisa menyeimbangkan diri dengan anak2 π
aku gak ada lawannya kak π
Hehe… Gak lama lagi, Pascal bisa tuh, Mbak π
Soal bicara dalam bahasa Inggris, saya jangan ditanya deh, Kak. Kacau balau! hehehe….Saking kacaunya, saya tetap bertahan dengan bahasa Indonesia saat berbalas email dengan big bos yang asli Singapore. Terlihat aneh memang, tapi komunikasi tetap berjalan dan saya punya satu alasan, saya bangga dengan bahasa Indonesia ( untuk menutupi kedudulan saya yang sebenarnya ).
Hahaha… gak papa deh, Bi. Yang penting si bos tetep ngerti π
Kalo saya memang gak bisa mbak, mau ikut juga gak smpet. Suami yang jago, tapi emang yang dirasakan mungkin sebuah klub-klub percakapan bahasa inggris terkadang kegiatan yang membsankan. Apalgi jika hanya berkumpul dan saling belajar bercakap=cakap saja…
Psst… Suami yang jago? Lulusan dari SMA mana dulu… Hehe… *ngebanggain almamater π
Supaya gak bosan, setiap meeting ada games-nya juga kok π
Saya kebanyakan berkomunikasi dlm bahs Inggris untuk urusan kerja, segala dokumen juga dalam bhs itu, karena pemilik dan bos2 adalah orang luar. Supplier dan costumer kita juga orang luar semua.
Tapi sayangnya, komunikasi kita kebanyakan pake email karena mereka berada diberbagai belahan dunia. Jarang pake telpon apalagi ngomong face to face. Jadi hasilnya sama aja, Kak. Saya tetap kelu kalo disuruh ngomong langsung..hihihi.. Biasa pasif, sih.. *beladiri*
Yuk latihan bareng, Kak. Cemunguuuudhh..! π
Hehehe… Mending gitu deh keknya, Mbak. Karena banyak orang yang mengeluh saat berurusan dengan dokumen2 berbahasa inggris π
Sy sudah gagap berbahasa Inggrin kaka Akin padahal dulu di SMP dan SMA boleh dibilang nilai2 sy tertinggi di kelas. Tp ndak ada gunanya nilai tinggi, sekarang susah dipakai. Asli gagap π
Oya … semangat kakak .. ikut terus klubnya yaah, biarpun tinggal 5 orang. Moga2 ndak berkurang lagi.
Hehe… beda dengan saya. Waktu sekolah dulu, nilai saya lebih sering berada di kisaran 60 saja π
Semoga english club saya bisa ‘survive’ π
enaknya kalo ada partner yg tiap hari ngomong bahasa inggris..pasti cepat bisa π
menurutku bahasa negara lain, kalo tidak dipakai sehari-hari pasti kaku, jauh dari ke-fasih-annya. kadang kita merasa benar pengucapannya, tapi jika praktek langsung dengan orang asli negaranya belum tentu lho… π
kalo benar2 niat untuk bisa melatih percakapan dengan baik, sering2 ngobrol dengan orang aslinya.
itu pengalamannya saya. π
yisha masih ngga bisaaaaaaaa…………..
[…] 5. Kesungguhan. Berat menyerah pada kesungguhan inilah cuplikan singat dari perjalanan si cerlang dari Timur […]
saya belajar Inggris karena kepepet aja sih, jadi ya tidak menguasai betul, modal nekad, yg penting paham sama paham ha.ha.ha. π
susahnya perguruan tinggi teknik, literatur semua berbahasa inggeris; di smp inggerisku 10, dah gede ke london nggak ada yang ngerti ditinggal ngeloyor pergi… hehe tidak ada artinya 10 ya.