Film Cinta Suci Zahrana adalah film yang lumayan kunanti-nantikan. Sebuah film yang berasal dari novel karya Habiburrahman El Shirazy dengan judul yang sama. Terlebih lagi novelnya telah lama berada di tanganku. Seperti biasa, aku mengajak emak dan anggota keluarga yang lain untuk menonton film religi di bioskop. Mungkin sebagian temanku terheran-heran karena emakku yang sudah lansia masih tetap mau diajak nonton di bioskop dan juga makan pizza.
Film ini mengisahkan tentang seorang perempuan bernama Zahrana. Ia memiliki pendidikan tinggi, karir yang bagus dan prestasi yang cemerlang. Namun sayang, karena kedua orang tuanya tidak merasa bangga akan hal itu. Mereka mengharapkan anak semata wayang mereka bisa segera menikah, terlebih lagi usia Zahrana yang lebih dari 30 tahun.
Bapak Zahrana menderita penyakit jantung. Hal ini menyebabkan Zahrana bertekad untuk mendapatkan pendamping sebelum ajal bapaknya menjemput. Ikhtiar yang tak henti, membawa Zahrana ke sebuah pondok pesantren dan membuatnya bertemu dengan calon suaminya, Rahmat, seorang santri yang juga pedagang kerupuk. Namun apa hendak dikata, saat menjelang hari pernikahan, sebuah kecelakaan menimpa Rahmat. Bahkan ayahanda tercinta terkena serangan jantung saat mendengar kabar itu. Zahrana pun luluh lantak akibat terkena musibah yang bertubi-tubi.
Bagian terbaiknya adalah datangnya cinta yang datang tak disangka-sangka. Hasan, mahasiswa yang pernah dibimbing Zahrana, ternyata berniat menyuntingnya. Kemudian terciptalah akhir yang bahagia.
Selama film ini berlangsung, kami sangat menikmatinya. Tutur kata yang bagus, sangat enak untuk didengar. Terlebih lagi muatan-muatan positifnya serasa meresap ke hati, hingga tanpa sadar ada genangan di pelupuk mata.
Kemudian sesudah menonton film ini, terciptalah diskusi yang panjang antara emak dan anak gadisnya -Akin- yang dulu bernama Ida Fitriani. Diskusi itu mengenai berbagai hal, antara lain tentang Mahakuasa Allah yang menentukan jodoh. Juga tentang pertanyaan yang kerap emak pikirkan, yaitu mengapa seseorang itu tak kunjung melamar anak gadisnya. Anak gadisnya hanya menjawab dengan bahu terangkat, “…mungkin dia sudah tak cinta lagi padaku…?”. Tentu saja jawaban itu membuat emak termenung lama.
Ah, rupanya ini benar-benar sebuah episode curcol, curhat colongan.
Bagaimana dengan Sahabat? Sudahkah menonton film Cinta Suci Zahrana?
saya juga baru menontonnya mbak, besok tayang tulisannya, karena ada pengalaman pribadi berkaitan dengan film itu hehehe
jadi penasaran, apa ya yang jadi diskusi sama emak sampai berpanjang2 #kepo
Tadi postingannnya belom kelar. Ini udah dijelasin. Hehe…
Ditunggu mbak Reviewnya ๐
waktu nonton itu juga ada ibu2 yg nonton seru banget ๐
Hehe… emak juga heboh pas nonton film ini ๐
wah belum nonton saya… ngikutin reviewnya aja deh… ๐
Atau mungkin nunggu tayang di tv aja ๐
waduh, kalau saya nggak hobi nonoton yang begituan kak akin
tapi sempetliat kayak trailer filmnya gitu di RCTI, lumayan bagus juga, mugkin bisa jadi inspirasi saya untuk menggaet ibu dosen saya yg belum nikah, hehe ๐
Hahaha… Ayo, apa tuh motivasinya menggaet ibu dosen? ๐
Berdasarkan pengalaman2 sebelumnya, saya lebih memilih membaca buku/novelnya ketimbang menonton filmnya, Mbak. Kalau membaca buku/novelnya kita lebih bebas berfantasi, termasuk menjadi tokoh utamanya. Hehehe….
Bener banget, Bi. Membaca novelnya lebih asyik, ceritanya juga lebih lengkap. kalau di film sih udah dipotong2 dan disesuaikan dengan pesan sponsor ๐
belom nonton, nunggu tayang di tv aja dah hehehe
Kemungkinan besar jelang Ramadhan tahun depan tuh tayang di tv ๐
mau sekali nonton film ini mbak. novelnya sangat kusuka. baguuusss…..
Sama halnya dengan novel Kang Abik yang lainnya ๐
hmmmmm……yisha ngga yakin bakal suka!haha
Hehe… ceritanya terlalu simple ya?
belum nonton…. kata temen2 sih bagus ๐
Silakan ditonton ๐
Saya juga punya bukunya …
tapi belum membaca …
Filmnya juga belum saya tonton … kemarin kami lebih memilih film Tanah Surga
Pesan saya cuma satu Kak …
Do not worry …
JIka sampai waktunya … pasti yang dinanti akan datang …
So … perbanyak senyum … perbanyak sabar …
Salam saya Kak
Thenks advis-nya, Om.
Insya Allah bakalan murah senyum deh… ๐
Wechhh, makin pingin aku menontonnya, meski sudah lama baca novelnya dan sudah tak penasaran lagi karena baca ulasan ini dan juga di blognya Mbak Niq ๐ Sebab film2 seperti ini kalau kita ikut nonton berarti kita ikut peduli sama film2 religi berkualitas.
Ayo ditonton, Mbak. Tapi jangan pas wiken ya, soale tiketnya mahal ๐
abis liat review di mbak niq terus ke sini , intinya jodoh allah semua yang ngatur yaa kakaakin ๐
Iyya benar, aku tadi juga baca ditempat mba ni.
yang dapet brondong gituuu. . . ๐
Aku belum nonton e mba. .. ๐
Bener banget. Gak bisa dipaksa2 ๐
Kemarin ada teman yg ajak nonton.. Tapi malas jalan.. ๐
Kin, novel aslinya berjudul samakah?
rasanya sih ceritanya udah pernah baca…cuma aku lupa judul…
your time will come Akin,insya Allah ..be positive terus ya
Aku belum nonton nih…
Hihi, semoga cepat yang ditunggu datang ya mbak ๐
Saya pun udah lama ingin menonton film ini, setelah menonton “Negeri Lima Menara” sama keponakan-keponakanku Mbak tapi belum kesampaian hehehe
Kalau memang dia cinta, insya Allah dia akan datang melamar Mbak ๐ Tunggu aja tanggal mainnya. Saya doakan semoga Allah memberi kemudahan dalam segala urusan Mbak Akin. Amin.
baguz juga nih, patut ditonton ๐