Sudah awal bulan, saatnya melakukan rutinitasku. Gaji pensiunan suami juga sudah masuk ke bank. Sebuah buku kerja bertuliskan Tahun 2005 pada sampulnya sudah kuletakkan di atas meja makan, beserta sebuah pulpen hadiah dari membuka tabungan di salah satu bank syariah. Sebuah kalkulator kecil juga sudah terselip dalam buku kerja. Tinggal kaca mata yang belum ada. Kutengok kiri-kanan, mencari sampai ke meja di ruang tengah, tempat biasanya aku meletakkan barang-barang, ternyata tak ada juga. Mungkin ada di meja rias di kamar, pikirku. Tidak tampak juga kaca mata itu disana. Tanpa sengaja aku memandang ke cermin lebar meja rias itu, aku tersenyum. Kaca mata itu ternyata bertengger dengan manis di kepalaku.
“Ah, nenek…nenek…” Gumamku pada diriku sendiri sambil menggelengkan kepala.
Kutarik salah satu kursi meja makan dan duduk. Dari ruang makan tempatku duduk, kulihat di ruang tengah suamiku sedang menekuni komputer. Meskipun hanya tinggal berdua di rumah, kami tetap sibuk dengan aktifitas masing-masing. Nanti saja bila aku sudah selesai menghitung-hitung, aku akan minta beliau menyalakan laptop saja, karena aku ingin melanjutkan permainan Zuma-ku yang sudah sampai level 12 tadi. Mumpung cucu-cucuku belum datang, kesempatanku untuk menggunakan komputer, walaupun hanya untuk bermain game. Kalau Si Centil itu sudah datang, jangan harap aku bisa menyentuh komputer. Karena aku lebih suka bermain dengan cucu-cucuku. 🙂
Kumulai kegiatan bulananku, yaitu mencoret-coret buku kerja yang didapatkan suamiku saat belum pensiun dulu. Sayang rasanya bila buku itu menganggur saja dan tak digunakan. Masih sangat banyak halaman kosong. Lumayanlah, buku itu bisa kugunakan untuk mencoret-coret catatan pengeluaran bulanan kami. Seperti biasa, nama bulan dengan huruf kapital, kutulis pada bagian atas halaman. Tadi saat kuperiksa lemari, syukurlah masih banyak persediaan barang sisa belanja bulan lalu. Berarti sekarang tinggal menambah beberapa kekurangan saja.
BULAN DESEMBER 2011
Belanja di Apa?Mart
- Beras 10 Kg ———————- > Rp 105.000,-
- Gula 3 Kg ————————- > Rp 33.000,-
- Minyak Goreng 2 ltr ———— > Rp 25.000,-
- Detergen 2 bks ——————- > Rp 25.000,-
- Pewangi pakaian 1 bks ———- > Rp 16.000,-
- Sabun mandi cair 2 bks ——— > Rp 36.000,-
- Odol 2 bh ————————– > Rp 12.000,-
- Sampo 1 btl besar —————- > Rp 12.000,-
- Tepung terigu 1 Kg ————— > Rp 8.000,-
- Margarin 2 bks ——————– > Rp 12.000,-
- Kopi bubuk 1/2 Kg ————— > Rp 8.000,-
- Teh celup 1 kotak —————– > Rp 4.000,-
- Semprotan nyamuk 1 klg ——– > Rp 25.000,-
- Cairan Pel Lantai 1 bks ———– > Rp 7.000,-
TOTAL Rp 328.000,-
Aku berhenti menulis sejenak, sambil mengingat-ingat kalau ada yang kurang. Tepung dan margarin bisa digunakan untuk membuat camilan. Oh iya, gas, nanti pesan di warung H. Umar saja, karena diantar ke rumah sekalian dipasangkan. Kulanjutkan lagi coretanku.
- Gas ——————————— > Rp 85.000,-
Kubuka-buka struk pembayaran rekening mulai dari beberapa bulan yang lalu. Listrik, air, telpon, sepertinya tak ada peningkatan yang berarti.
- PLN ——————————— > Rp 350.000,-
- PDAM ——————————->Rp 100.000,-
- Telpon + internet —————– >Rp 300.000,-
- Pulsa hp + BB bapak————– > Rp 300.000,-
- Bensin —————————— > Rp 450.000,-
Aku menekan-nekan tombol kalkulator dan menjumlahkan keseluruhan angka. Kudapatkan perkiraan pengeluaran bulan ini sebesar Rp. 1.913.000,-.
Wah, hampir saja aku lupa menuliskan biaya belanja sayur dan lauk-pauk untuk makan sehari-hari.
- 31 x Rp. 30.000,- —————- > Rp 930.000,-
TOTAL Rp 2.843.000,-
Jumlah perkiraan pengeluaran sudah kudapatkan. Tinggal mengambil uang di ATM dan memasuk-masukkannya ke dalam amplop yang sudah bertuliskan pos masing-masing pengeluaran. Alhamdulillah, masih ada yang bisa disisihkan sedikit. Siapa tahu nanti akhir pekan Si Centil datang berkunjung bersama orang tuanya, masih bisa diajak bermain ke mall atau makan diluar. Atau mungkin pertengahan bulan bapak mengajakku pulang menemui ibunya, masih ada dana untuk membelikan beliau oleh-oleh.
Kututup buku coretanku dan memasukkannya ke laci ruang tengah bersama pulpen dan kalkulator. Aku menghampiri suamiku yang tampak serius memandang layar monitor.
“Pak, ibu pake komputernya dong. Mau main Zuma nih.”
“Yowis. Ini, main saja. Aku tak mbeli rokok dulu di warung.” Kata bapak sambil berlalu pergi.
Haa! Aku lupa memasukkan rokok bapak pada daftar belanja bulan ini. Tapi kemudian aku berpikir biar sajalah, biasanya bapak punya ‘uang laki-laki’ yang diselipin di balik kopiahnya. Aku pura-pura tidak tahu saja.
________________________________________
Artikel ini diikutsertakan ada Kuis Anggaran Belanja Bulanan di BlogCamp.
hahaha.. ini catatan hariannya bude Ipung 😛
keren Akin.. sukses yaa..!
_______________
Kaka Akin : Hehe… Siapakah tokoh aku? 😀
Jadi kak akin udah bersuami 😛
_______________
Kaka Akin : Sebagai adik, kamu wajib mengaminkan! Haha…
kayaknya udah dapet contekan dari Budhe Ipung ya Kak …
pake ada uang laki laki nya segala …. hahahaha… 😀 😀
semoga sukses di acara ini ya Kak
salam
_______________
Kaka Akin : Hehe… entahlah dengan jumlahnya, Bunda 😀
Bude samaan nulis belanja bulanan di agenda lama.
_______________
Kaka Akin : Sering banget buku agenda kek gitu gak terisi penuh ya, Mbak. Eman banget 🙂
lengkap ya coretannya .. 🙂
_______________
Kaka Akin : Ah, saya tak pandai membuat coretan belanja bulanan. Maklum, belum berkeluarga, hehe…
wah jadi dapat inspirasi nih buat nulis anggaran bulanan.
Ikut ah takutnya ntar pakde ngambek lagi
_______________
Kaka Akin : Hahaha…
antemi
_______________
Kaka Akin : Huahaha… #ngakak
ha??? emang pernah gitu pakde yang gahar itu ngambek??? ah tak mungkiiiiiiiiin xixixi
_______________
Kaka Akin : Hehe…Pakdhe baik hati kok 😀
Hhaaa..minta contekannya juga donk kak..
Copy ya contekan dari budhe ipung..
_______________
Kaka Akin : Hehe… Silakan dicopy, Mbak. Tapi jangan lupa masukkan pengeluaran yang lain ya, misalnya nraktir pas kopdar
hhihhi lucu belanjanya di apa?mart 😛
aku juga lagi belajar menganggarkan pemasukan 😀 bedanya bukan dimasukin ke amplop, tapi digulung terus dikasih kertas dan dikasih nama deh untuk apa uang tersebut 😀
_______________
Kaka Akin : Bagus juga dong kek gitu. Konsepnya sama aja 😀 Tapi sayang juga, duitnya jadi kurang rapi, hehe…
Kereeeeeen, ih bisa aja, nyindir Budhe dah Nenek2, Nenek lincah lagi suka main Zuma, adaaa aja…
Pakde pasti suka yang ini 😉
Gudlak yaaaaa….
_______________
Kaka Akin : Hehe… Soale saya juga suka maen Zuma, Mbak 😀
Uang laki-laki yang diselipkan di kopiah ???
Hahahaha …
Kakaakin masih hafal kebiasaan Pak De rupanya …
(or at least itu yang beberapa kali beliau tulis di reply komentar )
Semoga Sukses diperhelatan Pak De Kak
Salam saya
_______________
Kaka Akin : Diselipin di kopiah, atau di gulungan sarung ya, Om?
Makasih ya, Om… 🙂
ahahhahaha..uang laki-laki?? hmm..kebetulan Papanya Rani gak ngerokok jadi Alhamdulillah tidak ada pengeluaran untuk itu 😉
aih, warung H. Umar jadi terkenal lewat blog ini euy.. 😀
_______________
Kaka Akin : Hehe… Alhamdulillah bisa berhemat beberapa ratus ribu ya… 😀
promosi lewat blog. hihihi
_______________
Kaka Akin : Numpang tenar 😀
Saya telah membaca dengan seksama artikel diatas.
Saya catat sebagai peserta
Terima kasih atas partisipasi sahabat.
Salam hangat dari Bojonegoro
_______________
Kaka Akin : Makasih ya, Pakdhe 🙂
haahahaha..kapan kawinnya? :p
bapak ngerokok juga ya? 😀
_______________
Kaka Akin : Hehe…mohon do’anya aja
mba akin kreatif sangat euy ….
tau2 udah menjelma jadi sosok bude aja hehehe
sukses kontesnya mba
_______________
Kaka Akin : Makasih ya… 🙂 Ikutan juga kan..?
Uang laki-laki…hehehhehe kata-kata bagus.
Kakaakin ini coretannya nenek akin ya
_______________
Kaka Akin : Hehe…ngontes kok, Mbak 😀
hahaha.. ini rencana pengeluarannya kaka akin versi nenek2 ya
_______________
Kaka Akin : Semoga gaji pensiunan cukup ya, Mel. Hehe…
wuih anggaran rumh tangga segitu ya? ehm cukup enggak ya gaji saya 🙂
_______________
Kaka Akin : Hehe… cukup lah, Mas…
Kan gak usah pake BB, gak berlangganan sepidi, beli beras yang murah aja, gak jajan dan…ehmmm… ngurangin rokoknya…
dicukup2in mah insyaALLAH cukup uncle hihihihi
_______________
Kaka Akin : Bener banget, Rin 😀
Hebat nih Kaka, main telepati sm Budhe Ipung kah? 😀
Gudlak ngontesnya yaa 😉
_______________
Kaka Akin : Hehe…tengkiyu ya, Rin 🙂
kakaAkin lagi nyiapin masa depan jadi nenek.. 😀
_______________
Kaka Akin : Haha… Aamiin… #mengharap punya cucu banyak 😀
hihihi.. lucu ya ngurus keuangan. 🙂 Sukses dah ngontesnya..
_______________
Kaka Akin : Ngurus keuangan itu susah, apalagi kalo gak ada uangnya, haha…
aha ini lain, dibentuk jadi cerpen, kerennn…^^
_______________
Kaka Akin : Hehe…
salam kakak, ini unik dibentuk cerpen, kereeen^^
_______________
Kaka Akin : Soalnya bingung mau nulis apaan 🙂
Pertama sempet ngira betulan kejadian nyata, hehehe. Sukses buat kontesnya ya 🙂
_______________
Kaka Akin : Hehe…Ngontes nih… Hayuk, pengantin baru ikutan juga ya… 🙂
hanya ingin mengikuti postingan agan .
postingan yang menarik
nice gan .
sempatkan mampir ke website kami
http://www.hajarabis.com
_______________
Kaka Akin : Makasih ya udah mampir 🙂
woww,, kereeeeeen kaaakk,,,,
alaah, ini mah memang sudah bener2 siap jadi IRT yg baik.. qkqkqq
smoga sukses kak…
_______________
Kaka Akin : Aamiin… #tersipu-sipu
haha.. kakaakin kok tau klo Pakde rokoknya kayak kereta api? pasti dapat ngerpek dari Bude Ipung yaa…. 😛
_______________
Kaka Akin : Loh, tulisan diatas tentang Pakdhe ya? hehe…
wah kak akin sudah posting ya, aku menyusul deh 🙂
Hehehe…..teliti bgt y kaka….
Siip, sukses ngontesnya….:)
wahh keren kak postingannya bentuknya beda dr yg lain…pasti menang nechhh……apalagi tau kebiasaan pakdhe nyimpen uang laki2 hihihi……
Kakaakin, salam kenal nih 🙂 ceritanya mirip dikit dengan yang pernah aku alamin. Lupa naruh kacamata eh ternyata kacamataku udah aku pake tapi nggak ngerasa kalo udah pake tapi bedanya aku belum nenek-nenek loh 🙂 Ada aja Kaka ini, bikin aku ketawa heheheh
Semoga sukses ikutan kontesnya. Amin
Saya kenal dengan orang yang suka main Zuma 🙂
Keren ikutan lombanya. Lain dari yang lain 🙂
hahaha..laki-laki pasti punya uang laki-laki yah mba… 😀
saya kira itu ceritanya kakaakin..ternyata ibunya yah..hehehe..
tapi kalo di rumah kakaakin bayar PLN sama PDAMnya mahal juga yah…beda sama di rumah saya, padahal sama-sama Sempaja..